Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebur PIP-SMI, Pemerintah Bersiap Beli Saham Newmont

Kompas.com - 03/02/2015, 11:11 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mempersiapkan diri untuk mengambil alih sebagian saham PT Newmont Nusa Tenggara.  Namun demikian, Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan, Hadiyanto menegaskan, keputusan atas pembelian saham Newmont tetap berada di tangan pemerintah.

Menurut Hadiyanto, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang rencananya akan dilebur dengan PT Sarana Multi Infastruktur (SMI), memungkinkan pemerintah untuk mengambil alih saham Newmont.

"Tapi kan haknya ada di pemerintah, hak refusal juga ada di pemerintah," terang Hadiyanto ditemui di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Senin petang (2/2/2015).

Usai dilebur, lanjut dia, aset-aset milik PIP akan beralih ke SMI. Selanjutnya, pemerintah akan mengkaji terlebih dahulu fokus pembiayaan SMI.

Hadiyanto berharap, jika fokusnya tetap pada infrastruktur, merger PIP-SMI juga bisa berperan mengambil alih divestasi perusahaan tambang, misalnya Newmont. "(Apalagi) Newmont dengan kondisi harga komoditi seperti ini, kemudian melemah, ekspornya juga kinerjanya berubah, makanya harus direview lagi," ucap Hadiyanto.

Sebelumnya, pemerintah berencana menggabungkan Pusat Investasi Pemerintah dengan PT Sarana Multi Infastruktur (SMI). Menteri Keuangan, Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan, hal tersebut dilakukan lantaran kinerja PIP tidak optimal dalam memberikan pinjaman ke pihak ketiga dalam pembangunan infrastruktur.

“SMI akan menerima dana sebesar Rp 18,4 triliun, di mana dana tersebut sudah termasuk modal dari PIP,” ucap Bambang, dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR-RI, Jakarta, Selasa (20/1/2015).

Ditemui usai rapat, Bambang menjelaskan, dasar merger PIP dan SMI adalah agar SMI bisa menjadi lembaga pembiayaan infrastruktur yang kuat. Merger PIP dan SMI juga bertujuan agar tidak ada dualisme.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com