Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPPU Tak Lihat Adanya Kartel Beras

Kompas.com - 28/02/2015, 14:51 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Hasil monitoring Kantor Perwakilan Daerah Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di sejumlah wilayah menunjukkan kenaikan harga beras tidak wajar. “Harga beras saat ini tidak waras,” kata Syarkawi Rauf dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (28/2/2015).

Di Makassar misalnya, terjadi kenaikan 10-15 persen harga beras, begitu juga di Samarinda dengan kenaikan mencapai 20 persen. “Di DKI Jakarta lebih tinggi lagi, dan di Sumatra serta sejumlah sentra produksi,” imbuh Syarkawi.

Dia menyebutkan, ada sejumlah faktor yang ditengarai menyebabkan kenaikan harga yang tidak wajar. Pertama, dari sisi produksi terjadi pergeseran masa tanam. Pada 2014 lalu produksi beras juga turun 0,9 persen. Kedua, tidak disalurkannya beras miskin untuk November-Desember 2014. “Pemerintah memberikan sinyal raskin akan diganti dengan e-money. Nah semua ini terakumulasi memberikan peluang terhadap pelaku usaha. Sama seperti pada kartel bawang putih, dimana kartel terjadi lebih disebabkan kebijakan pemerintah yang mendorong ke arah terjadinya persekongkolan,” lanjut Syarkawi.

“Kami menduga di beras ini, kalaupun sinyalemen Menteri Perdagangan itu benar bahwa ada mafia beras, dan yang dimaksud (mafia) itu adalah kartel, itu disebabkan karena kebijakan,” kata dia lagi.

Terlebih lagi, Syarkawi menjelaskan sistem supply-chain di komoditas beras bersifat oligopolistik. Pasalnya, beberapa mata rantai dikuasai oleh segelintir orang, seperti di penggilingan dan pedagang besar.

Akibatnya, sambung dia, instrumen stabilisasi yang dimiliki Perum Bulog berpindah ke pedagang dan penggilingan besar. “Itu yang harusnya dibenahi. Untuk sementara ini, KPPU tidak melihat adanya kartel,” ucap Syarkawi.

Dalam kesempatan sama, anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Khudori juga melihat bisa jadi yang disampaikan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, benar. Buktinya, pascakunjungan Presiden Joko Widodo ke Gudang Perum Bulog, sehari berikutnya harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta langsung drop Rp 500 per kilogram “Bahwa ada spekulan betul. Ketika pemerintah ngasih warning setelah Pak Jokowi ke Gudang Bulog dan memastikan besok akan digelontorkan beras besar-besaran supaya harga turun, dan ternyata besoknya harga turun ya pasti itu menunjukkan spekulasi,” jelas dia.

“Kenapa? Karena kalau pedagang tetap menahan stok, peluang keuntungan yang dia dapat akan turun. Kalau pemerintah betul-betul gelontorkan, harga turun kan, keuntungan pasti lebih kecil,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Whats New
OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit 'Double Digit'

OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit "Double Digit"

Whats New
9 Tips untuk Menjadi Kandidat yang Disukai dalam Wawancara Kerja

9 Tips untuk Menjadi Kandidat yang Disukai dalam Wawancara Kerja

Work Smart
Blak-blakan Emiten Prajogo Pangestu BREN soal Harga Saham yang Terus Menanjak

Blak-blakan Emiten Prajogo Pangestu BREN soal Harga Saham yang Terus Menanjak

Whats New
Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...

Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...

Whats New
Harga Bawang Putih Masih Tinggi, KSP Bakal Panggil Para Importir

Harga Bawang Putih Masih Tinggi, KSP Bakal Panggil Para Importir

Whats New
Berantas 'Bus Bodong', PO yang Langgar Aturan Harus Disanksi Tegas

Berantas "Bus Bodong", PO yang Langgar Aturan Harus Disanksi Tegas

Whats New
Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com