Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HPP Gabah dan Beras yang Diteken Jokowi Dinilai Masih Rendah

Kompas.com - 23/03/2015, 13:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah dinilai memunggungi petani lantaran kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras yang ditetapkan melalui Instruktur Presiden (Inpres) No 5 tahun 2015 masih jauh di bawah tingkat inflasi tiga tahun terakhir.

“HPP gabah dan beras hanya naik sebesar 10,6 persen sampai dengan 12,0 persen jauh lebih rendah dari total inflasi 3 tahun terakhir ini sebesar 21,03 persen,” kata Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas Santosa, dalam keterangan tertulis, Senin (23/3/2015).

Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut menilai pemerintah Jokowi “memunggungi” petani. Berdasarkan laporan jaringan tani anggota AB2TI di berbagai wilayah saat ini terjadi penurunan harga gabah kering sawah yang signifikan dan sangat merugikan petani kecil.

Ketika harga beras naik tajam di bulan Januari hingga pertengahan Maret 2015, pemerintah merespon dengan sangat cepat bahkan Presiden sendiri turun tangan. Harga gabah di tingkat petani di beberapa tempat saat ini hanya dihargai Rp 2.900 per kilogram, seperti di Lamongan, Rembang sampai Brebes.

Harga gabah juga tercatat hanya mencapai Rp 3.300 per kilogram di gudang dolog Tuban, dan Rp 3.100- Rp 3.600 per kilogram di Sragen, Nganjuk, Purbalingga, serta Pasuruan.

Menurut Dwi, harga tersebut bahkan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Di sisi lain ongkos panen dan buruh meningkat sebesar Rp 5.00 per kilogram di beberapa tempat.

“Petani sangat dirugikan dan terancam tidak memiliki modal untuk tanam berikutnya. Petani dibiarkan sendiri sehingga terkesan pemerintah memunggungi petani. Ketidakberpihakan pada petani kecil juga nyata pada penetapan HPP pada Inpres No.5 tahun 2015. Petani kecil memohon Presiden segera merevisi HPP sehingga harga gabah di tingkat petani minimum Rp 4.000 per kilogram,” tandas Dwi.

baca juga: Presiden Jokowi Naikkan HPP Gabah dan Beras

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com