Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Kekurangan Pajak Tahun Ini Diperkirakan Capai Rp 180 Triliun

Kompas.com - 09/04/2015, 13:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Penerimaan pajak tahun ini diperkirakan akan mengalami shortfall sebesar Rp 180 triliun. Hal tersebut disampaikan oleh mantan Direktur Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Darmin Nasution dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Kamis (9/4/2015).

Mengacu pada target penerimaan pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015, target pertumbuhan penerimaan pajak tahun ini bukanlah 31,4 persen dibanding tahun 2014 lalu.

Menurut Darmin, target pertumbuhan penerimaan pajak tahun 2015 seharusnya 38,7 persen dengan asumsi tidak memasukkan penerimaan pajak PPh minyak dan gas bumi (migas), akibat rendahnya harga crude oil.

“Kalau kita ambil perkiraan optimis dan sangat optimis, rasanya pertumbuhan penerimaan pajak tidak akan melampaui 15-20 persen. Apalagi kalau dihitung tanpa PPh migas yang harusnya 38,7 persen, sekalipun tercapai 20 persen, shortfall-nya17,8 persen, setara Rp 180 triliun,” kata dia.

Darmin menjelaskan, jika Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerin Keuangan tidak melakukan upaya ekstra, maka pertumbuhan generik pajak pada tahun ini diperhitungkan hanya akan mencapai 10,5 persen. Angka tersebut dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen dan inflasi 4,4 persen.

Akan tetapi, jika dihitung dengan asumsi inflasi 6,5 persen, maka penerimaan pajak pada tahun ini diperkirakan mencapai 12 persen, tanpa extra effort.

"Tapi menurut saya, selain extra effort ada hal lain yang perlu dirancang, yaitu pengamanan. Bagaimana mengelola (potensi) shortfall yang besar (tersebut), supaya ABPN tetap berjalan?” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com