Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencecap Laba dari Bisnis Memotret Makanan

Kompas.com - 03/06/2015, 09:46 WIB


KOMPAS.com -
Perkembangan media sosial dewasa ini mampu memperluas peluang-peluang bisnis. Salah satunya adalah usaha foto makanan untuk kegiatan promosi atau kerap disebut food photography. Bisnis ini kian populer seiring tren yang kini berkembang di kalangan anak-anak muda yang kerap mengunduh makanan di akun Instagram mereka. Lama kelamaan fenomena ini menjadi celah bisnis yang potensial jika digarap serius.

William Prasetya Hondokusumo, fotografer makanan alias food photographer asal Surabaya, mengatakan, teknik food photography dibutuhkan dalam bisnis terutama sektor kuliner untuk mendongkrak bisnis. Sebab, ini akan membuat makanan menjadi lebih menarik dengan menggunakan teknik memotret yang benar.

Dengan adanya Instagram, saat ini dia bisa lebih mudah mempromosikan jasa ini kepada klien.

Dia bilang, sejumlah pelaku usaha kuliner membutuhkan jasa ini untuk keperluan promosi misalnya di situs resmi, baliho, ataupun di produk-produk promosi lainnya. Untuk bisa menekuni bisnis ini sebagai profesi, William mengikuti kursus singkat di Jakarta dan Singapura. "Kita mempelajari bagaimana menonjolkan dimensi makanan yang bisa menggugah selera," ujar dia.

Saat ini William menjadi kontributor untuk agensi foto khusus makanan di stockfood.com dan majalah kuliner Red Magz. Dia juga kerap menerima proyek penggarapan foto untuk promosi menu beberapa restoran dan kafe. Sejumlah hasil karyanya dia pamerkan di akun Instagram @enoq_foodphotography.

Fotografer makanan lainnya, Bretya Pati Anoraga asal Surabaya lainnya, mulai menjalankan profesi ini di tahun 2012. Dia mendapatkan banyak proyek kerjasama untuk foto makanan dari berbagai restoran.

Pria yang akrab disapa Aan memasang tarif jasa mulai dari Rp 3,75 juta hingga
Rp 5,25 juta per proyek. Tarif tersebut belum termasuk tambahan pengeluaran berupa transportasi dan akomodasi yang diperlukan bila proyek di luar daerahnya di Surabaya.

Dalam sebulan, pemilik akun Instagram @takeafood_foodphotography ini mengaku bisa mendapatkan empat  klien sampai lima klien dengan rata-rata omzet yang didapat hingga Rp 20 juta per bulan.

Sementara William membanderol jasanya sekitar Rp 1 juta per proyek. Dalam sebulan, William mengaku bisa meraup omzet sekitar Rp 5 juta.

Aan mengatakan, menjadi food photographer membutuhkan fokus dan kecepatan dalam mengabadikan potret makanan dengan keterbatasan waktu untuk menangkap keindahan makanan tersebut.

Biasanya Aan membutuhkan waktu sekitar enam sampai delapan jam untuk menyelesaikan satu sesi pemotretan makanan. Dia bilang, membaca angle dan mampu mengombinasikan berbagai aksen pada makanan adalah kunci sukses dalam membuat foto makanan yang memuaskan. (Yulianna Fauzi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com