Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi: Saya Berani Taruhan, El Nino Tak Sebabkan Kebakaran Lahan

Kompas.com - 17/06/2015, 17:17 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan, perubahan iklim dan gelombang panas El Nino tidak akan menyebabkan kebakaran lahan. Susi yang dalam biodatanya memasukkan profesi sebagai aktivis itu menyampaikan, kebakaran lahan tidak akan mungkin terjadi kecuali ada pihak yang membakar.

“Di CV (biodata) saya, salah satunya saya tuliskan independent activist. Dari pengalaman saya di Indonesia, El Nino tidak akan menyebabkan kebakaran lahan. Saya berani taruhan, tidak akan menyebabkan kebakaran. Kalau lahan kering itu tidak dibakar, itu tidak mungkin terbakar,” kata Susi dalam rapat koordinasi tentang El Nino, Jakarta, Rabu (17/6/2015).

Dia bilang, hutan-hutan di Indonesia rendah kemungkinannya terbakar akibat gelombang panas, lantaran memiliki kelembaban tinggi. Berbeda dari hutan-hutan yang ada di Australia.

“Kalau di Australia, saya percaya (kebakaran karena gelombang panas),” kata Susi.

“Di kita, kalau orang tidak sengaja membuang api, membuang puntung rokok, tidak akan terjadi kebakaran. Hampir, zero-zero-zero possibility,” ucap Susi.

Susi mewanti-wanti jangan sampai nantinya isu El Nino ini justru dimanfaatkan oleh oknum atau pengusaha nakal yang memang membakar hutan untuk membuka lahan. Mereka bisa jadi menjadikan El Nino sebagai kambing hitam. Padahal memang sengaja dibakar.

“Dengan level humidity tinggi, impossible lahan kering di Indonesia tidak mungkin terbakar kalau tidak dibakar,” tandas Susi.

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus Subagyo Swarinoto menuturkan, El Nino yang menyerang wilayah Indonesia berjenis El Nino moderat antara Juni sampai November 2015.

Yunus mengatakan, efek dari El Nino di tiap-tiap daerah berbeda. Paling nyata ada di Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, serta Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Perbedaan dampak El Nino ini disebabkan letak geografis yang berbeda-beda, dan juga pola hujan. Dia bilang El Nino berdampak terhadap pengurangan curah hujan di bagian barat Indonesia.  “Tapi tidak signifikan,” kata Yunus.

Dampak lain dari El Nino adalah beberapa wilayah menjadi rentan mengalami kebakaran hutan. Dia menyebut Sumatera Selatan, Jawa dan Kalimantan Barat adalah daerah yang saat ini sangat mudah terjadi kebakaran.

“Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat ini karena dekat dengan Singapura harus diantisipasi, karena mereka yang paling rewel (kalau ada kebakaran),” kata Yunus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com