Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2015, 08:39 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Sesuai janji, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya mengumumkan pembagian porsi saham Blok Mahakam di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim), Jumat (19/6/2015). Namun, pembagian saham ini nampaknya bisa mengundang polemik karena tak diatur detail dan belum disetujui semua pihak terkait.

PT Pertamina mendapat jatah paling besar. Bersama, Pemerintah Provinsi (Pemrpov) Kaltim, Pertamina mendapat 70 persen saham Blok Mahakam. Tetapi, belum jelas pembagian saham antara Pertamina dan Pemprov Kaltim.

Menteri ESDM Sudirman Said beralasan, pembagian saham antara Pertamina dan Pemprov Kaltim menunggu pembicaraan dengan Gubernur Kaltim Awang Faroek. "Pekan depan, kami ketemu di Balikpapan," kata dia, Jumat (19/6/2015). Adapun 30 persen saham Blok Mahakam lainnya akan diserahkan ke Total E&P Indonesie dan Inpex Coorporation.

Pembagian saham untuk kedua perusahaan ini juga belum jelas. Sudirman bilang, baru Inpex yang konfirmasi sedangkan Total masih mempertimbangkan. "Tapi ini keputusan, bukan lagi negosiasi," kata Sudirman.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto bilang, Pertamina tak menguasai 100 persen saham Blok Mahakam karena pertimbangan kelangsungan bisnis. Maka itu, Pertamina menyerahkan 30 persen saham ke Total dan Inpex selaku pengelola existing. “Yang penting kelangsungan produksi,” kata Dwi.

Adapun Wakil Gubernur Kaltim Muksin Iksyan belum bisa menyatakan sikap. Tapi, ia bilang, Pemda minta saham lebih dari 10persen lewat PT Migas Mandiri Pratama. "Ini BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) kami," katanya.

Direktur Utama PT Migas Mandiri Pratama Hazairin Adha menambahkan, perusahaannya ingin menguasai 19 persen saham Blok Mahakam. "Gubernur (Awang Faroek) minta 19 persen," kata dia.

Untuk mendapatkan saham Blok Mahakam, MMP butuh dana Rp 2 triliun - Rp 3 triliun yang berasal dari pinjaman perbankan.

Head Department of Media Relations Total EP Indonesie Kristanto Hartadi masih enggan menanggapi pembagian saham ini. Adapun Corporate Communications Manager Inpex Arie Nauvel Iskandar menolak wawancara soal Blok Mahakam. Hanya, Kontan tak menyaksikan ada perwakilan Total dan Inpex saat petinggi ESDM mengumumkan porsi saham di Blok Mahakam.

Kabarnya, Total dan Inpex tak sreg dengan pembagian saham yang telah diputuskan pemerintah itu. Yang pasti, peralihan kontraktor Blok Mahakam menjadi kesempatan pemerintah untuk memperbesar penerimaan negara.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja bilang, pemerintah sedang menghitung cadangan migas Blok Mahakam untuk menghitung bagi hasil produksi atau equity to be split (EBTS). “Kalau bisa, bagian negara lebih banyak,” katanya.

Dalam kontrak awal, bagi hasil gas untuk negara sebesar 70 persen dan kontraktor 30 persen. Ke depan, kata Wiratmadja, pemerintah ingin porsi lebih besar. Begitu pun dengan produksi minyak bumi dan kondensat Blok Mahakam, pemerintah minta porsi lebih besar daripada sebelumnya, 85 persen untuk negara. “Angkanya belum bisa saya sebut sekarang,” kata Wiratmaja.

Selain itu, pemerintah akan menghitung ulang porsi kewajiban penyerahan hasil produksi migas awal atau first tranche petroleum (FTP) dari saat ini 20 persen. (Agustinus Beo Da Costa, Pratama Guitarra)

baca juga: Menteri ESDM: Indonesia Dapat 70 Persen Blok Mahakam, Total-Inpex 30 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hindari Macet Demo Buruh 1 Mei, KAI Ubah Operasional 12 Kereta Api

Hindari Macet Demo Buruh 1 Mei, KAI Ubah Operasional 12 Kereta Api

Whats New
Mengenal Mata Uang Israel dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Mengenal Mata Uang Israel dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Whats New
Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Rabu 1 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Rabu 1 Mei 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
7 Bandara Ditutup Smentara Akubat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

7 Bandara Ditutup Smentara Akubat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

Whats New
Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Cek Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Cek Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Whats New
Harga BBM Shell per 1 Mei 2024 Naik, Cek Rinciannya!

Harga BBM Shell per 1 Mei 2024 Naik, Cek Rinciannya!

Whats New
Satgas Judi 'Online' Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Satgas Judi "Online" Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Whats New
Penyaluran Kredit Ultramikro Capai Rp 617,9 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultramikro Capai Rp 617,9 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com