Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saratoga, Calon Pengendara Baru Bisnis TAXI

Kompas.com - 23/06/2015, 10:49 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Dalam waktu dekat, PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) bakal memiliki pengendali baru. Grup Saratoga segera mengambil alih 51 persen saham TAXI dari tangan Grup Rajawali.

Para analis menilai, laju bisnis TAXI di bawah Saratoga akan lebih kencang. Ekspansi emiten transportasi ini  ditenggarai bakal lebih mudah dengan pendanaan yang kuat dari Saratoga.

Analis Bahana Securities Agustinus Reza mengatakan, jika akuisisi ini berjalan lancar, prospek TAXI menjadi lebih baik. Maklum, Saratoga lebih banyak memiliki pengalaman mengelola bisnis transportasi dan otomotif dibandingkan Rajawali. "Bisnis Rajawali lebih general. Sementara Saratoga lebih memahami bisnis di industri ini," ujar Agustinus, Senin (22/6/2015).

Dengan dimiliki Saratoga, TAXI bisa melakukan sinergi operasional dengan bisnis distribusi otomotif milik Saratoga melalui PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX). Sehingga, TAXI akan lebih mudah melakukan pengadaan kendaraan. Biaya yang dikeluarkan perseroan juga bisa ditekan.

Analis BNI Securities Thennesia Debora mengatakan, secara likuiditas, Grup Saratoga yang memiliki banyak perusahaan terbuka lebih mudah mencari pendanaan. Sehingga, dari sisi finansial , TAXI bisa mendapat bantuan dari holding barunya itu.

Apalagi, saat ini, TAXI tengah mengerem ekspansi. TAXI hanya akan menambah kendaraan baru sebanyak 500 unit dengan anggaran belanja modal sekitar Rp 400 miliar- Rp 500 miliar.

Di bawah bendera Saratoga, Thennesia yakin, TAXI lebih giat berekspansi dengan membeli 1.000 unit kendaraan baru.

Peta persaingan

Bisnis taksi memang semakin ketat. TAXI harus bersaing dengan banyak pendatang baru. Belum lagi, perseroan harus berkompetisi dengan kompetitor utamanya, Blue Bird Grup.

Namun, menurut Thennesia, TAXI kini memiliki strategi khusus yakni melalui peningkatan kualitas layanan. Misalnya saja  adanya penambahan alat-alat teknologi informasi untuk meminimalisir tindak kejahatan.

Dengan strategi ini  Thennesia yakin, pangsa pasar TAXI tetap akan terjaga. "Namun, kita harus melihat rentang harga akuisisi. Sampai sekarang belum ada konfirmasi manajemen. Kalau terlalu mahal, sahamnya juga bisa volatile," ujar Agustinus.

Saat ini, rumor yang beredar, Rajawali akan melepas TAXI di harga Rp 1.200- Rp 1.400 per saham. Sehingga menurut Thennesia, harga itu bisa melambungkan saham TAXI dalam jangka pendek.

Tahun ini Thennesia memprediksi, TAXI bisa mencetak pendapatan Rp 967 miliar atau tumbuh 8,7 persen dibandingkan tahun lalu. Sementara laba bersihnya bisa naik menjadi Rp 147 miliar tumbuh 24,5 persen.

Namun Agustinus mengingatkan tingginya beban bunga dan beban operasional TAXI saat ini yang bisa menekan margin labanya.

Thennesia merekomendasikan buy saham TAXI dengan target harga Rp 1.375. Agustinus merekomendasikan reduce dengan target Rp 820. Analis Macquaire Securities Lyall Taylor merekomendasikan netral dengan target Rp 1.000 per saham. Saham TAXI turun 1,02 persen ke Rp 970 pada perdagangan Senin (22/6/2015). (Narita Indrastiti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com