Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Perekonomian: Hadapi MEA, Jangan Sampai UKM Merasa Ditinggalkan

Kompas.com - 04/11/2015, 13:38 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kurang dari dua bulan lagi integrasi masyarakat ASEAN terwujud. Sejumlah persiapan telah dilakukan pemerintah. Kendati begitu ada satu hal yang dirasa Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution masih kurang.

“Ada satu catatan besar yang barangkali kita harus perhatikan. Di sini pentingnya pejabat Pemda, di samping tentunya pejabat di pusat. Sebagian besar ekonomi kita itu digerakkan oleh UKM,” ucap Darmin di Jakarta, Rabu (4/11/2015).

Darmin mengatakan, dibandingkan dengan perusahaan skala besar, tentunya persiapan pelaku UKM dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) relatif lebih rendah.

“Jangan sampai mereka (UKM) merasa, kenapa pemerintah main buka saja. Merasa ditinggalkan untuk berhadapan di pasar, head to head dengan produk dari luar, itu terjadi,” jelas Darmin.

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu pun menjelaskan, ciri dasar UKM di Indonesia ini adalah skala usahanya yang terbatas. Produk-produk dipasarkan mayoritas untuk cakupan kabupaten/kota dalam provinsi.

Hanya beberapa gelintir saja yang menembus batas provinsi, apalagi nasional dan internasional.

“Di sinilah kita, pemerintah punya tugas dan tanggungjawab untuk membangun jaringan. Anak muda yang sebetulnya canggih dalam gadget bisa menjadi pemain untuk mencari pasar di luar, dan mengorganisasikan UKM kita,” jelas Darmin.

Selain urusan skala usaha dan pasar, permasalahan yang banyak dihadapi UKM Indonesia adalah input.

“Jadi, bapak dan ibu dari Pemda, kita tentu sangat mengharapkan ada peranan dan perhatian agar UKM itu difasilitasi, agar mendapat input lebih efisien dan teratur,” sambung Darmin.

Terakhir, dia menyebutkan, masalah klasik dan pasti dihadapi UKM Indonesia adalah soal permodalan. Sebetulnya, lanjut Darmin, soal modal ini tidak seharusnya menjadi masalah selama ada pasar yang jelas.

“Artinya, lembaga keuangan kita punya kemampuan memonitor di mana ada peluang untuk membiayai. Tapi di berbagai lini, kita punya kekurangan. Perbankan kita punya kelemahan, kurang efisien,” ujar Darmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com