Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alternatif Kompromi jika Pemerintah Tak Berani Putus Freeport

Kompas.com - 05/12/2015, 18:43 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Melihat profil kinerja pemerintahan saat ini, Direktur Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara, menyangsikan jika pemerintah Jokowi-JK berani tidak memperpanjang operasi PT Freeport Indonesia.

Meskipun begitu, Marwan mengusulkan solusi agar pemerintah tidak terlalu rugi besar jika PTFI masih bercokol di tanah Papua.

“Ini sebagai alternatif ketidakberanian pemerintah memutus operasi PTFI. Jadi lebih kepada langkah kompromi,” kata Marwan dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Sabtu (5/12/2015).

Seiring dengan perubahan rezim kontrak karya (KK) menjadi rezim Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), pemerintah memiliki posisi tawar yang lebih kuat.

Apabila investor sepakat dengan prasyarat yang diajukan pemerintah, maka mereka bisa tetap beroperasi.

Demikian pula sebaliknya, jika investor bersangkutan tidak sepakat, maka mereka tidak bisa melanjutkan operasinya di Indonesia.

Dengan rezim ini, Marwan mengusulkan pemerintah mengajukan prasyarat yang memberikan benefit jauh lebih tinggi bagi Indonesia.

“Kita sebutkan pemerintah mau memiliki saham sampai 51 persen sejak 2021, kita mau royalti menjadi 6-7 persen, kita mau PTFI mengganti rugi kerusakan lingkungan sebesar 5 miliar dollar AS, dan smelter dibangun di Papua,” ujar Marwan.

Lebih lanjut, dia bilang, apabila investor dalam hal ini PTFI sepakat memberikan ganti rugi kerusakan lingkungan dan royalti sampai tujuh persan, maka pemerintah tidak perlu keluar uang untuk memiliki 51 persen saham PTFI.

Untuk diketahui kepemilikan pemerintah di PTFI saat ini hanya 9,36 persen.

“Dan (soal kompensasi kerusakan lingkungan) ini sudah pernah dikonfirmasi oleh Jim Moffet pada Rizal Ramli. Ini harus dimanfaatkan oleh Pak Jokowi, Pak Sudirman Said, dan Pak Rizal Ramli untuk menekan PTFI, karena Jim Moffet pernah mengonfirmasi soal ini,” kata Marwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com