Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Infrastruktur yang Memadai, Kemudahan Bisnis RI Sulit Membaik

Kompas.com - 21/01/2016, 13:53 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei yang dilakukan Bank Dunia beberapa waktu lalu memaparkan mengenai peringkat Ease of Doing Business (EoDB) atau kemudahan berbisnis.

Dalam laporan tersebut, Indonesia berada pada peringkat 109 pada tahun 2015. Posisi ini membaik dibandingkan peringkat 120 pada tahun sebelumnya.

Meskipun membaik, Indonesia dinilai masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk dapat lebih memikat investor agar mau menanamkan modalnya.

Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro menyebut, tantangan terbesar ada pada sektor infrastruktur dan logistik.

"Selama ini investor paling concern sama logistik. Kalau sudah investasi, biaya logistiknya itu yang terutama," ujar Andry di kantornya, Kamis (21/1/2016).

Andry menjelaskan, permasalahan infrastruktur menjadi cerita yang panjang di Indonesia. Sampai kapan pun, ujar dia, sektor infrastruktur harus terus ditekankan. Dengan demikian, biaya logsitik akan lebih terjangkau yang membuat investor tertarik.

Untuk mencapai peringkat kemudahan bisnis double digit, Andry memandang Indonesia harus memiliki upaya ekstra, apalagi terkait pembangunan infrastruktur.

Namun, pemerintah tentu tidak bisa hanya mengandalkan APBN sebagai sumber pembiayaan pembangunan.

"Selama itu masih di bawah negara Asean, memang kita kalau untuk bersaing di MEA ada tantangannya. Harus ada extra effort. Artinya, memang pemerintah mengandalkan dari APBN saja memang dananya terbatas," ungkap Andry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com