Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerobong Asap dan Indikator Perubahan Zaman di Mata Jusuf Kalla

Kompas.com - 11/02/2016, 12:42 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, pemasangan cerobong asap pada industri di abad ini merupakan tindakan kriminal.  Hal itu merupakan salah satu indikator perubahan zaman.

Penegasan itu disampaikan Jusuf Kalla saat memberikan sambutan di pembukaan Bali Clean Energy Forum (BCEF) 2016 di Nusa Dua Bali, yang berlangsung 11-12 Februari 2016.

Dia lalu mencontohkan, pada awal abad 20, indikator kemajuan setelah revolusi industri kedua adalah apabila kota-kota itu mempunyai banyak "asap" dengan cerobong asap dari industrinya. Dulu pemandangan itu banyak dilihat di kota-kota besar di dunia baik Inggris, Amerika, dan Jerman.

"Pada hari ini apabila itu terjadi, itu adalah kriminal. Jadi dunia banyak berubah. Dan harus berubah," kata Kalla di Nusa Dua, Kamis (11/2/2016).

Wapres juga menyampaikan, dari sisi Indonesia, sejarah energi mempunyai hal yang sama, yakni bahwa hampir semua pembangkit listrik di Indonesia dimulai dengan diesel, PLTU batu bara dan berkembang dengan geothermal.

"Namun perkembangannya dituntut oleh kita semua dan dunia, harus ada satu perkembangan yang mendasar dari semua itu," tambah Kalla.

Dalam forum ini Jusuf Kalla mengharapkan di antara negara peserta bisa berbagai pengalaman, ilmu maupun solusi terkait dengan perkembangan energi di dunia.  

Bali Energy Forum ini dihadiri oleh lebih dari 1.000 delegasi dari sekitar 40 negara di dunia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com