Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capaian Produksi Uang Kertas Rupiah Peruri Meningkat

Kompas.com - 07/04/2016, 14:28 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) memproduksi uang kertas rupiah sebesar 9,3 miliar bilyet pada tahun 2015. Capaian ini naik 31,10 persen dibandingkan produksi tahun 2014 sebanyak 7,1 miliar bilyet.

Direktur Utama Perum Peruri Prasetio mengatakan, capaian produksi ini mencapai target RKAP 2015 100 persen. Adapun waktu penyelesaian cetak satu setengah bulan lebih cepat. "Ini pencapaian yang bagus karena pertama kalinya dalam empat tahun terakhir, Peruri dapat menyelesaikan pencetakan uang rupiah ini tanpa carry over dengan jumlah cetak uang yang jumlahnya besar pula, yaitu hampir dua kali lipat dari rata-rata pencapaian beberapa tahun sebelumnya," kata Prasetio dalam konferensi pers, Kamis (7/4/2016).

Sementara itu, produksi uang logam pada tahun 2015 mencapai 1,6 miliar keping. Capaian ini turun 17,69 persen jika dibandingkan produksi satu tahun sebelumnya yang mencapai 1,93 miliar keping. "Penurunan ini disebabkan pesanan dari Bank Indonesia (BI) menurun, tetapi dari kapasitas produksi mesin, kami mampu mencetak lebih dari itu seperti yang telah dilaksanakan pada 2014," ungkap Prasetio.

Adapun produksi pita cukai pada tahun 2015 mencapai 180 juta lembar atau naik 4,05 persen dibandingkan produksi tahun 2014 yang mencapai 173 juta lembar. Jika dibandingkan dengan target RKAP 2015, persentase tercapai 117,65 persen.

Produksi paspor dan buku pada tahun 2015 sebesar 4,68 juta buku, turun 20,16 persen dibandingkan produksi tahun 2014 yang mencapai 5,86 juta buku. Jika dibandingkan dengan RKAP 2015 tercapai 120,63 persen. "Produksi materai pada tahun 2015 sebesar 738 juta keping atau naik 12,67 persen dibandingkan produksi 2014 yang mencapai 655 juta keping. Jika dibandingkan dengan RKAP 2015 tercapai 195,24 persen," jelas Prasetio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com