Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

INDEF: Kebijakan Ekstensifikasi Cukai Jangan Sampai Kontraproduktif

Kompas.com - 12/04/2016, 17:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga pemerhati ekonomi INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) menilai kebijakan pengenaan cukai perlu dipertimbangkan secara matang.

Dengan demikian, kebijakan ekstensifikasi cukai tidak kontraproduktif dan justru bertentangan dengan arah kebijakan makro ekonomi Indonesia.

Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, bergulir berbagai rencana produk yang akan dikenakan cukai seperti minuman berkarbonasi, minuman berpemanis, hingga terakhir adalah kemasan plastik.

Dalam menyikapi rencana pemerintah tersebut, INDEF menilai pemerintah perlu mempertimbangkan beberapa hal.

Pertama, membatasi esensi dari kebijakan cukai adalah bukan sebagai instrumen untuk anggaran.

Kedua, menghapus cukai diskriminatif. Sebab di sektor investasi dan penyerapan tenaga kerja, pengenaan cukai yang diskriminatif dapat berpotensi memberi sinyal negatif pada investor. 

Sinyal negatif tersebut akan menurunkan daya saing industri di Indonesia terhadap negara lain seperti China, Malaysia , bahkan Vietnam.

Ketiga, pemerintah sebaiknya dapat berfokus pada aspek-aspek lain dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak, selain meningkatkan cukai.

Enny Sri Hartati Direktur INDEF memaparkan, cukai merupakan alat kebijakan untuk mengendalikan konsumsi yang membahayakan kesehatan dan lingkungan.

Cukai juga bisa dipandang sebagai revenue center untuk meningkatkan penerimaan negara.

Selain itu, cukai juga sebagai alat stimulus untuk meningkatkan perekonomian dengan tidak menaikkan tarif cukai di saat ekonomi lesu.

"Kebijakan cukai harus mempertimbangkan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA," kata Enny di Jakarta, Selasa (12/4/2016).

Sebab, MEA memiliki tujuan untuk meningkatkan perdagangan dan investasi antar negara-negara ASEAN sehingga menjadikan kawasan ASEAN sebagai basis produksi.

Target Pajak

INDEF memaparkan, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, pemerintah menetapkan target penerimaan perpajakan pada 2016 sebesar Rp. 1.546 triliun, atau meningkat sebesar 3,9 persen dibanding APBN-P 2015.

Halaman:


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com