Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sofyan Djalil: SDM Kita Terlalu Berorientasi Gelar Tanpa Kompetensi

Kompas.com - 20/04/2016, 18:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil menyampaikan, Presiden RI Joko Widodo telah berpesan mulai tahun depan pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) siap pakai industri.

"Sekarang ini SDM kita terlalu banyak berorientasi kepada 'degree' (gelar). Degree tanpa kompetensi," kata Sofyan dalam Musrenbangnas 2016 di Jakarta, Rabu (20/4/2016).

Akibatnya, ketersediaan SDM Indonesia banyak tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Oleh karena itu, Sofyan mengatakan, pemerintah tengah belajar meniru pengembangan SDM seperti yang dilakukan oleh Jerman, di mana lebih banyak mendorong sekolah kejuruan dan mengembangkan pelatihan.

Sofyan menambahkan, kini pemerintah juga dibantu oleh Jerman dalam mengembangkan berbagai pelatihan tersebut.

"Mungkin kita tidak akan membangun universitas lebih banyak," kata Sofyan. "Tapi politeknik yang lebih banyak. Kita juga akan mendorong Balai Latihan Kerja (BLK), SMK yang lebih banyak. Kualitas SMK ditingkatkan. Dengan demikian anak muda kita siap bekerja," terang mantan Menko Bidang Perekonomian itu.

Sebagai informasi, usai bertemu dengan Presiden Republik Federal Jerman Yoachim Gauck, Presiden Joko Widodo melanjutkan kunjungannya ke Pusat Pelatihan Pendidikan Vokasi Profesional di Siemenstadt, Senin (18/4/2016) pukul 12.45 Waktu Setempat (WS).

Laman www.ksp.go.id melaporkan, Jokowi disambut Direktur Senior Pusat Pelatihan Pendidikan Vokal Profesional Thomas Leubner.

Jokowi mendapatkan informasi umum terkait pendidikan kejuruan (dual training) di Jerman. Pendidikan kejuruan dual training adalah pendidikan yang berorientasi kerja dan mengharuskan peserta belajar di dua tempat pembelajaran yaitu di sekolah dan di industri sehingga terjadi sinergitas antara pembelajaran di sekolah dengan pembelajaran di industri.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menyampaikan konferensi pers pada Minggu (17/4/2016), menjelaskan fokus kunjungan Presiden ke Jerman adalah untuk meningkatkan kerjasama di bidang vokasional.

"Kenapa vokasi? Karena vokasi adalah pendidikan yang memang saat ini sangat diperlukan untuk menjawab kebutuhan pasar saat ini," ucap Retno.

"Di dalam kompetisi Masyarakat Ekonomi ASEAN maka di bidang-bidang pekerjaan tertentu itu, memang harus terus kita tingkatkan dan salah satunya adalah dengan cara memperkuat pendidikan vokasi," pungkasnya.

Kompas TV Kurang Bangku, Siswa Belajar di Lantai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com