Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi Jajaki Kerja Sama dengan Spire Global

Kompas.com - 22/04/2016, 13:30 WIB

GLASGOW, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan menjajaki kerjasama dengan Spire Global Inc, perusahaan penyedia jasa satelit yang berbasis di Glasgow Skotlandia.

Penjajakan tersebut dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara Sekretaris Jenderal KKP Sjarif Widjaja dan CEO Spire Global Peter Platzer Kamis (21/4/2016) di Glasgow Skotlandia.

Menteri Susi mengatakan, Indonesia membutuhkan sistem monitoring dan pengawasan yang baik untuk mengelola perairan Indonesia yang luasnya 5,8 juta kilometer persegi.

Panjang pantai Indonesia merupakan yang terpanjang di dunia setelah Kanada.

Tanpa ada sistem monitoring yang bagus, kapal asing masih bisa memiliki kesempatan untuk mencuri ikan dari perairan Indonesia.

Sebab, jumlah kapal patroli yang menjaga tiap-tiap kawasan perairan juga terbatas.

Karena itulah, kata Susi, pihaknya menjajaki kerjasama dengan penyedia jasa satelit di London dan Glasgow.

"Kita maunya, semua kapal yang ada di perairan Indonesia bisa terdeteksi. Kita juga bisa tahu apakah ini kapal nelayan kita atau kapal ilegal," kata Menteri Susi seperti dilaporkan Wartawan Kompas.com M Fajar Marta

Sekjen KKP Sjarif Widjaja mengatakan, saat ini pihaknya sudah mewajibkan kapal ikan di atas 30 Gross Ton (GT) menggunakan vessel monitoring system (VMS) yang mekanisme transmisi datanya menggunakan satelit.

Kapal yang menggunakan VMS akan terdeteksi jejak pelayarannya oleh pusat kendali di kantor KKP.

Ke depan, KKP juga akan mewajibkan kapan-kapal kecil menggunakan sistem monitoring sehingga seluruh kapal ikan dapat dipantau pergerakannya.

Menurut Menteri Susi, sistem monitoring yang ada sekarang masih kurang memadai. Padahal Susi menginginkan ke depan tak ada lagi kapal asing yang bisa masuk ke perairan Indonesia.

Terkait sistem monitoring ini, Susi mengatakan, biayanya tidak akan membebankan nelayan. Dalam operasionalnya, Susi juga mengharapkan keterlibatan perusahaan aplikasi lokal.  

Business Development Spire Mark Dembitz mengatakan, dalam memasarkan produknya ke berbagai negara, pihaknya juga bekerja sama dengan perusahaan lokal. Di Indonesia, Spire bermitra dengan PT Imani Prima. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com