Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dorong Pemanfaatan Karet Nasional untuk Produk Bernilai Jual Tinggi

Kompas.com - 25/04/2016, 18:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian mendorong peningkatan pemanfaatan produk berbasis karet dalam negeri, mengingat Indonesia memiliki potensi luar biasa tentang ini.

Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Perindustrian, Herman Supriadi, menyatakan itu, di Jakarta, Senin (25/4/2016).

"Potensi itu dapat dikembangkan menjadi produk-produk karet yang dapat memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar global," ujar dia.

Beberapa produk berbasis karet produksi dalam negeri yang dapat dimanfaatkan adalah ban karet, sarung tangan karet, conveyor belt, tahanan dermaga, selang karet dan benang karet.

Produk-produk tersebut saat ini diaplikasikan untuk berbagai jenis industri seperti industri otomotif, industri pertambangan, hingga kebutuhan infrastruktur di Indonesia.

Herman menambahkan, fakta menunjukkan bahwa produsen barang karet dalam negeri telah memiliki kemampuan teknologi untuk memproduksi berbagai produk bernilai tambah tinggi, yang dibuktikan dengan telah diterimanya berbagai produk dalam negeri di pasar ekspor.

"Fenomena tersebut merupakan urgensi bagi seluruh stakeholders di dalam negeri untuk berupaya mengembangkan sektor industri karet hilir," tukasnya.

Sebagai produsen karet terbesar setelah Thailand, Indonesia memiliki lahan terbesar yakni 3,56 juta hektare dengan produksi 3,15 juta ton per tahun.

Namun, produktivitas lahan hanya mencapai 994 kilogram per hektare per tahun, masih di bawah Malaysia dan Thailand yang mencapai 1.690 kilogram per hektare per tahun untuk Thailand dan 1.430 kilogram per hektare per tahun untuk Malaysia.

Menurut Herman, karet alam yang dihasilkan sebagian besar diekspor dalam bentuk mentah dan setengah jadi seperti Technically Specified Rubber/Standard Indonesian Rubber (TSR/SIR), Ribbed Smoked Sheet (RSS), lateks pekat dan kompon karet sebesar 84 persen.

"Hanya sekitar 16 persen diolah lebih lanjut menjadi produk-produk bernilai tambah," ujar dia.

Adapun 50 persen konsumsi karet alam dalam negeri diserap oleh industri ban, 22 persen oleh industri sarung tangan dan sisanya untuk produk-produk lain. (Sella Panduarsa Gareta)

Kompas TV Perjuangan Seorang Ibu Penambal Ban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com