Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Bank yang Bisa Efisien Dapat Diskon Alokasi Modal Inti

Kompas.com - 28/04/2016, 17:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam waktu dekat akan menerbitkan regulasi mengenai persyaratan untuk membuka jaringan kantor dengan menurunkan perhitungan Alokasi Modal Inti (AMI) bagi bank yang dapat meningkatkan tingkat efisiensinya.

Regulasi dikeluarkan dalam bentuk Surat Edaran OJK tentang Pembukaan Jaringan Kantor Bank Umum berdasarkan modal Inti, yang merupakan penyempurnaan dari SE Bank Indonesia Nomor 15/7/DPNP tanggal 8 Maret 2013 perihal Pembukaan Jaringan Kantor Bank Umum berdasarkan Modal Inti.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon mengatakan, indikator untuk melihat sebuah bank efisien yakni dari Nett Interest Margin (NIM) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

"Aturan pembukaan jaringan kantor sudah ada. Tapi yang baru ini, kalau kombinasi NIM dan BOPO kita anggap tidak efisien, maka waktu dia minta izin untuk membuka jaringan kantor, itu tidak boleh 100 persen dari kapasitas modal inti yang tersedia," kata Nelson dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis (28/4/2016).

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Mulya Siregar mengatakan, insentif yang diberikan meliha dua variabel yakni NIM dan BOPO.

"Jadi, harus dua-duanya. Karena kalau kita bilang NIM yang turun, bisa bias. Karena NIM bisa turun, karena NPL-nya naik. Itu yang kita enggak mau, jadi harus keduanya," kata Mulya.

Mulya merinci, bank BUKU 3 dan 4 yang bisa mendapatkan insentif adalah yang memiliki rasio BOPO lebih rendah dari 75 persen. Sedangkan bank BUKU 1 dan 2 yang bisa mendapatkan insentif adalah yang memiliki rasio BOPO lebih rendah dari 85 persen.

Sedangkan batasan rasio NIM yang dapat memperoleh insentif adalah bank yang memiliki rasio NIM lebih rendah dari 4,5 persen, dan berlaku bagi semua BUKU.

"Semakin rendah rasio BOPO dan NIM maka dia akan mendapat insentif lebih besar, artinya diskon AMI untuk membuka sebuah kantor cabang itu akan lebih besar," kata dia.

Indikator

A. Besaran diskon AMI untuk Bank BUKU 1 dan 2 yang bisa efisien, dengan indikator:

1. NIM 4 persen - 4,5 persen, BOPO di bawah 80 persen, diskon AMI sebesar 50 persen

2. NIM 4 persen - 4,5 persen, BOPO antara 80 - 85 persen, diskon AMI sebesar 40 persen

3. NIM 3,5 persen - 4 persen, BOPO di bawah 80 persen, diskon AMI sebesar 60 persen

4. NIM 3,5 persen - 4 persen, BOPO antara 80 - 85 persen, diskon AMI sebesar 50 persen

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com