Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi OPEC Naik, Harga Minyak Turun 3 Persen

Kompas.com - 03/05/2016, 00:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak turun 3 persen pada perdagangan Senin (2/5/2016) waktu setempat atau Selasa (3/5/2016) dini hari WIB seiring naiknya produksi dari  Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) atau negara-negara pengekspor minyak.

Kenaikan produksi OPEC hampir mencapai kenaikan tertinggi sepanjang masa, dan mencatatkan rekor pembelian berjangka di indeks global Brent untuk aksi ambil untung pada perdagangan Senin.  

Produksi OPEC naik di April menjadi 32,64 juta barel per hari, mendekati produksi tertinggi sepanjang sejarah, menurut data Reuters.

Ekspor minyak Irak dari lapangan migas di selatan negara ini naik pesat, seiring naiknya ekspor Rusia, eksportir minyak terbesar diluar OPEC.

Para pedagang mengutip firma intelijen Genscape melaporkan kenaikan 821,969 barel stok untuk pengiriman minyak US West Texas Intermediate (WTI) per 29 April di poin pengiriman di Cushing, Oklahoma.

Sementara perdagangan Brent untuk kontrak Juli LCOc1 turun 3,3 persen atau 1,54 dollar AS, ke level 45,83 dollar AS. Sementara harga terendah semusin di level 45,72 dollar AS.

WTI CLc1 ditutup turun 1,14 sen dollar AS atau turun 0,25 persen di level 44,78 dollar AS per barel, setelah mencapai perdagangan intraday terendah di level 44,54 dollar AS per barel.

"Tingginya parameter untuk WTI dan Brent telah tercapai dan kami akan secara kuat menyarankan agar tidak melakukan pembelian dimanapun untuk spektrum energi, terutama akibat lemahnya data mingguan EIA," kata Jim Ritterbusch di kantor konsultan pasar Ritterbusch & Associates yang berbasis di Chicago.

Energy Information Administration (EIA) di AS akan menurunkan data permintaan dan penawaran minyak pada Rabu mendatang. Diestimasi stok minyak AS naik 1,4 juta barel pekan lalu, berdasarkan polling analis Reuters.

Para spekulator mengestimasi harga Brent mencapai rekor kenaikan tertinggi pada minggu llau ketika perdagangan berjangkanya mencapai kenaikan 21,5 persen di April, atau tertinggi dalam kenaikan bulanan di tujuh tahun terakhir.

Perdagangan berjangka WTI dan opsinya juga meningkat pekan lalu dalam 10 bulan terakhir, yang memberikan pandangan kepada investor bahwa harga minyak naik terlalu jauh dalam jangka waktu terlalu cepat.

Morgan Stanley mengatakan mereka mengharapkan produksi rig AS akan turun untuk membantu pemulihan harga minyak serta mengakhiri para produsen minyak besar menaikkan pengeborannya. "Sejarah menyarankan produksi di rig dikurangi, lalu kenaikan harga akan datang," ujar mereka.

Brent untuk kontrak Juni, mencapai harga 48,13 dollar AS per barel, setelah selama enam bulan bertengger di level 48,50 dollar AS per barel.

Kompas TV Bagimana Harga Minyak Terbentuk?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com