Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Gaji Tapi Dompet Cepat Tipis? Ini Empat Penyebabnya...

Kompas.com - 03/06/2016, 11:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada banyak hal yang dapat menyebabkan gaji seseorang naik. Misalnya, kenaikan gaji tahunan dari kantor, mendapat promosi jabatan, atau pindah ke kantor lain dengan pekerjaan yang (diharapkan) lebih baik dengan gaji yang lebih tinggi.

Selamat bagi kamu yang mengalami naik gaji! Namun, kamu tetap perlu waspada akan kondisi finansialmu. Beberapa orang yang mengalami kenaikan gaji justru lebih sering mengalami dompet tipis dibandingkan sebelum naik gaji.  Simak 4 hal tak terduga yang bisa menjadi penyebabnya:

1. Hutang yang tidak dilunasi
Jika kamu terus membiarkan utang menumpuk, maka nilai pokok dan bunga dari utang tersebut akan terus membengkak jika tidak segera dilunasi.

Jika kamu mendapatkan kenaikan gaji ataupun promosi jabatan, ada baiknya kamu mengutamakan kenaikan gaji yang kamu peroleh tersebut untuk melunasi utang-utang yang kamu miliki dengan segera untuk menghapus biaya bunga juga.

2. Tingkat Inflasi yang tidak diperhitungkan
Inflasi merupakan proses kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus sepanjang waktu. Kalau 10 tahun yang lalu kamu bisa menggunakan uang Rp 10 ribu untuk mendapat 10 buah permen, maka sekarang kamu hanya bisa membeli 2 permen saja dengan jumlah uang yang sama.

Seringkali peningkatan gaji kita tidak sesuai dengan inflasi tahunan, sehingga yang ada justru kita lebih tekor dibandingkan sebelum kita naik gaji. Misalnya, uang kos dan membership gym kamu kenaikannya lebih tinggi dari kenaikan gaji kamu.

Cermati kenaikan harga-harga barang dan jasa yang biasa kamu konsumsi agar kamu tidak sampai kebablasan dalam mengeluarkan uang.

3. Persentase kenaikan pengeluaran lebih tinggi
Saat kamu naik gaji ataupun dipromosi, ada kecenderungan kamu akan meningkatkan kebutuhan hidup kamu juga. Jika gaji kamu naik sebanyak 20 persen, maka usahakan agar pengeluaran kamu tidak naik mencapai 20 persen atau bahkan lebih.

Malah, kalau kamu bisa tetap mempertahankan seluruh kebutuhan kamu seperti sebelum naik gaji, kamu bisa mengalokasikan sekaligus 20 persen tersebut untuk mengisi tabungan kamu.

4. Meningkatnya gaya hidup
Seiring berjalannya waktu, keinginan untuk meningkatkan gaya hidup ingin kamu capai. Misalnya, kamu tadinya pergi ke kantor naik angkot tapi sekarang ingin naik motor atau mobil.

Kamu juga jadi cenderung memilih makan siang di restoran setiap hari daripada makan di kantin karyawan yang harganya jauh lebih murah.

Kalau kamu memang memutuskan untuk meningkatkan gaya hidupmu, sebaiknya buat perencanaan sederhana tambahan biaya yang akan kamu keluarkan dibandingkan dengan tambahan gaji yang kamu peroleh.

Jangan sampai tambahan pengeluaran kamu malah lebih tinggi daripada kenaikan gaji kamu, dan jangan sampai kamu mengedepankan keinginan bergaya semata dibandingkan kebutuhan kamu.

Nah, jika sudah tahu penyebab dompet tipis, lantas bagaimana cara mengatasinya? 

Salah satu strategi yang tepat untuk berhemat meski gaya hidup meningkat adalah dengan memanfaatkan kartu kredit.

Kamu bisa menggunakan kartu kredit yang sesuai kebutuhan dan pola transaksi kamu untuk memaksimalkan fitur diskon ataupun cash back.

Kompas TV Tips Menata Keuangan di Tahun Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com