Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Menteri BUMN Jaring Dana Repatriasi

Kompas.com - 25/07/2016, 20:00 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, ada 25 BUMN yang dapat menampung dana repatriasi hingga Rp 300 triliun.

Bahkan menurut Rini, tidak menutup kemungkinan BUMN bisa menampung dana repatriasi hingga Rp 500 triliun jika nantinya banyak dana-dana dari luar negeri yang masuk.

"Pada saat ini kita menyiapkan sampai Rp 300 triliun.  Tapi bisa juga sampai ke Rp 500 triliun kalau memang melihat banyak sekali dana repatriasi yang masuk," ujar Rini di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/7/2016).

Menurutnya, sejumlah cara telah dipersiapkan untuk menampung dana tersebut. Di antaranya, PT Pertamina (Persero) dalam waktu dekat akan mengeluarkan global bond sekitar 1,5 miliar dollar.

Selain itu, Rini juga menyebutkan, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk akan mengeluarkan obligasi dalam minggu ini.

Tak hanya itu, beberapa BUMN juga saat ini tengah dalam proses finalisasi di DPR untuk penerbitan saham baru (rights issue), di antaranya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.

Skema pencatatan perdana saham atau initial public offering/IPO pun akan di tempuh perusahaan BUMN untuk menampung dana repatriasi. (Baca: Menteri Rini: 25 BUMN Siap Serap Dana Repatriasi Hingga Rp 300 Triliun)

"Kami juga menyiapkan beberapa potensi IPO seperti Tugu Pratama, perusahaan asuransi Pertamina dan juga Waskita Beton yang akan go public," sebut Rini.

Rini menambahkan, BUMN juga menyiapkan mekanisme investasi untuk peserta tax amnesty dalam jumlah yang kecil, seperti PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang dipersiapkan untuk menyimpan dana tax amnesty melalui program pengembangan hortikultura.

"Kami juga menyiapkan untuk yang kecil karena repatriasi juga untuk UKM, kita ada program dengan PTPN III untuk bekerja sama mengembangkan hortikultura paket 100 hhektare, 500 hektare, 1.000 hektare untuk hortikultura buah-buahan maupun sayur mayur," pungkas Rini.

Kompas TV Indonesia Tak Khawatir Singapura Jegal Dana Balik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com