Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Ini Usulkan Transmigrasi Khusus Tenaga Kerja Sektor Manufaktur

Kompas.com - 25/07/2016, 21:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini tampaknya masih harus bergantung pada sumber pertumbuhan domestik, utamanya dari konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, serta investasi.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton H Gunawan mengatakan, hal itu dikarenakan pelambatan ekonomi global diperkirakan masih akan terus berlanjut.

Di sisi lain, meski ada perbaikan harga komoditas, seperti batubara dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), tetapi tidak bisa diharapkan kembali pada level sama pada tahun 2012.

Anton mengatakan, terkait dengan investasi, sektor manufaktur dan kelistrikan merupakan salah satu yang potensial untuk didorong.

Wilayah yang masih perlu didorong untuk dua sektor ini mayoritas di kawasan timur Indonesia.

"Namun, pertanyaan berikutnya, kalau investasi didorong ke timur, tenaga kerja ada tidak?" kata Anton dalam sebuah diskusi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (25/7/2016).

"Kalau tidak ada, mungkin ada program transmigrasi untuk tenaga kerja industri, bukan transmigrasi untuk agrikultur," kata Anton.

Di kawasan timur Indonesia yang masih butuh banyak industri manufaktur, pemerintah bisa menyediakan fasilitas perumahan bagi tenaga kerja untuk calon pekerja.

Pelaku industri bisa menyewa fasilitas ini untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia bagi pabriknya.

Anton lebih lanjut mengatakan, dengan tumbuhnya industri manufaktur atau kelistrikan di kawasan timur Indonesia, proyek tol laut bisa lebih efektif membawa barang-barang kebutuhan, tidak hanya dari barat ke timur, tetapi juga dari timur ke barat.

"Atau kalau tidak, produk manufaktur ini bisa langsung dibawa ke Australia. Jadi kita mikirnya, apa yang bisa diciptakan di timur, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," pungkas Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com