Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Harus Ciptakan Iklim Kondusif Industri Peternakan

Kompas.com - 05/08/2016, 06:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah berupaya dalam menyediakan pangan bergizi dan berimbang melalui peningkatan produksi unggas, khususnya ayam dan telur, sebagai sumber protein hewani disamping pencapaian swasembada daging sapi.

Pada saat ini populasi ayam ras daging mencapai 3,3 miliar ekor dan ayam ras petelur 210,3 juta ekor. Sementara populasi ayam buras saat ini berjumlah 286,5 juta ekor.

Artinya, ketersediaan daging ayam dan telur sudah surplus melebihi kebutuhan konsumsi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan), Hari Priyono menyampaikan permasalahan pangan dihadapkan pada kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan, sehingga mengalami kendala dalam hal konekstivitas atau distribusi.

Akibatnya produk dari daerah sentra pertanian tidak bisa mengalir secara cepat ke pasar maupun sentra konsumen.

Oleh karena itu, solusi yang yang telah dilakukan pemerintah di antarannya tol laut kapal ternak dengan mengangkut sapi langsung dari peternak NTT ke pulau Jawa dan membangun Toko Tani Indonesia. 

"Tol laut dan Toko Tani untuk memotong rantai pasok," ujar Hari saat memberikan arahan dalam diskusi Kementan dan Kompas, dengan tema 'Unggas Sebagai Sumber Protein' di Jakarta, Kamis (4/8/2016).

Terkait industri perunggasan, Direktur Budidaya dan Perbibitan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Surahman, mengatakan produksi pangan hewan asal ternak saat ini ayam ras menyumbang 55 persen daging dan 71 persen telur.

Sedangkan ayam buras hanya menyumbang 11 persen daging dan 11persen telur.

"Kini dapat dikatakan, ayam ras menjadi suatu industri yang dilengkapi dengan industri pendukungnya yaitu pakan, bibit, obat-obatan dan industri pendukung lainnya. Untuk meningkatkan efisiensi ayam ras telah mengintegrasikan dari sejak hulu, budidaya, dan hilir," kata Surahman.

Aturan Impor

Surahman menjelaskan kondisi perunggasan di 2016, salah satunya terjadi over supply produksi daging ayam yang disebabkan, impor Grand Parent Stock (GPS) yang berlebih di 2013 sampai 2014 karena over estimasi perhitungan permintaan. 

Surahman menambahkan, Kementan terus melakukan pengawasan peredaran DOC sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Mengurangi impor bahan baku pakan secara bertahap untuk disubsitusi dari dalam negeri. Dan mendukung promosi mengkonsumsi ayam dan telur, mengubah persepsi masyarakat tentang sehatnya mengkonsumsi ayam," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia, Anton Supit menuturkan tantangan industri perunggasan saat ini ada pada kondisi harga pakan dan keseimbangan permintaan dan suplai. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com