Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Indonesia Bukan Warisan Kolonial

Kompas.com - 09/08/2016, 14:08 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) yang kini beroperasi sebagai bank sentral RI bukanlah warisan pemerintah kolonial Belanda.

BI yang lahir pada 1 Juli 1953 adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia menuju kedaulatan ekonomi.

Hal itu disampaikan Gubernur BI Agus DW Martowardojo pada acara peluncuran buku bertajuk Perjuangan Mendirikan Bank Sentral Indonesia.

Menurut Agus, buku ini merupakan upaya dokumentasi penggalan sejarah ekonomi terutama terkait BI.

"Satu hal yang layak digarisbawahi dari buku ini adalah bahwa BI bukan warisan kolonial, melainkan didirikan dalam praktik yang lazim digunakan oleh dunia internasional. Proses perjuanganlah yang telah melahirkan BI," kata Agus di Jakarta, Selasa (9/8/2016).

Agus menjelaskan, perjuangan lahirnya bank sentral Indonesia bermula dari berdirinya De Javasche Bank milik Belanda pada 1928.

De Javasche Bank merupakan bank sirkulasi Hindia-Belanda. Sejalan dengan perkembangannya, De Javasche Bank membuka cabang di sejumlah wilayah.

Pembukaan kantor cabang ini, selain didasari alasan ekonomi, juga alasan politis untuk memperkuat pengaruh Belanda di wilayah tersebut.

"De Javasche Bank memakai mata uang gulden sebagai satu-satunya alat tukar," ujar Agus.

Hadirnya gulden mendapat tantangan dari rupiah. Pasalnya, Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa rupiah adalah mata uang yang sah di NKRI.

Setelah itu, ada desakan untuk mendirikan bank sentral yang memiliki fungsi seperti De Javasche Bank.

Atas dasar itu, pemerintah mengambil kebijakan membuat bank sentral. Pada tahun 1946, Bank Negara Indonesia (BNI 46) lahir.

Akan tetapi, dalam perkembangannya, BNI 46 menghadapi berbagai tantangan, yakni SDM, sarana dan prasarana yang kurang mendukung, serta ketidakstabilan politik sehingga sulit bagi BNI 46 menjadi bank sentral secara utuh.

"Setahun sejak 17 Agustus 1945, Indonesia keluarkan rupiah dan sudah mendirikan bank pertama Indonesia yang berperan sebagai bank sentral yang melakukan sirkulasi rupiah. Akan tetapi, Indonesia dengan 17.000 pulau, tantangannya besar," terang Agus.

"De Javasche Bank itu bukan dinasionalisasi dan kita bayar bank itu dengan uang Indonesia. Jadi, kita memiliki bank sentral dengan perjuangan, bukan warisan kolonial. Itu adalah perjuangan untuk menjadi bangsa Indonesia. Kita lihat konsistensi pejuang kita sehingga Indonesia merdeka dan diakui sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-16 di dunia," tutur Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com