Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denmark Akan Beli Data "Panama Papers", Buat Apa?

Kompas.com - 09/09/2016, 05:22 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KOPENHAGEN, KOMPAS.com — Denmark akan membeli data yang diretas dari kantor hukum yang menjadi pusat skandal pajak "Panama Papers". Hal ini diumumkan secara langsung oleh Menteri Perpajakan Denmark Karsten Lauritzen.

Dalam pernyataannya, Lauritzen menyatakan penawaran anonim untuk menjual data yang melibatkan 600 warga negara Denmark tersebut telah dibuat kepada otoritas perpajakan selama musim panas.

Untuk apa sebenarnya pembelian data tersebut?

"Kami berutang budi kepada semua pembayar pajak di Denmark yang secara setia membayar pajak mereka," ujar Lauritzen seperti dikutip BBC, Jumat (9/9/2016).

Lauritzen tidak menyebut secara pasti terkait jumlah yang harus dibayar untuk membeli data Panama Papers tersebut. Namun, kabarnya, harga yang dipatok mencapai sekitar 9 juta kroner atau 1,4 juta dollar AS yang setara Rp 18,4 miliar.

Belum jelas apakah Denmark membeli informasi tersebut dari sumber aslinya yang masih anonim atau dari pihak lain.

Lauritzen menyebut bahwa Pemerintah Denmark berkomunikasi dengan sumbernya melalui kanal terenskripsi setelah berhubungan dengan otoritas pajak asing.

Dokumen "Panama Papers" yang tersebar adalah pengungkapan terbesar dalam sejarah dunia terkait perpajakan.

Beberapa dokumen sudah dipublikasikan oleh beragam organisasi media, tetapi tidak sedikit pula yang masih belum terpublikasikan.

Beberapa waktu lalu, Jerman, Perancis, dan Inggris diyakini membayar untuk data nasabah perbankan.

Selain itu, pada 2014 silam, Pemerintah Jerman juga membayar sejumlah uang untuk data teretas dari Mossack Fonseca, kantor hukum yang terlibat dalam skandal "Panama Papers".

Lauritzen mengungkapkan, Pemerintah Denmark harus mengambil langkah yang diperlukan guna menangkap para penghindar pajak yang menyembunyikan kekayaannya di luar negeri, termasuk di Panama.

Oleh sebab itu, Pemerintah Denmark setuju bahwa pembelian data tersebut adalah hal yang benar untuk dilakukan.

"Namun, kami memahami kemungkinan adanya permasalahan fundamental terkait dengan pembelian informasi retasan sehingga otoritas pajak harus tetap waspada," ujar Lauritzen. 

Kompas TV Salahkah bila Masuk "Panama Papers"?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com