Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi XI: Potensi Tax Amnesty dari UMKM Tinggi

Kompas.com - 01/10/2016, 18:44 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Anggota Komisi XI DPR RI, Andreas Eddy Susetyo mengatakan, potensi penerimaan dari pengampunan pajak atau tax amnesty yang berasal dari UMKM juga tinggi.

Hal itu terlihat dari banyaknya sektor perekonomian masyarakat yang disebutnya sebagai aktivitas bawah tanah atau aktivitas ekonomi yang tidak tercatat dalam pembukuan ekonomi resmi.

"Ini potensi yang sangat besar," katanya saat konferensi pers di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Malang Selatan, Jumat (30/9/2016).

Namun begitu, Andreas tidak menyebut nilai uang yang bisa di dapat dari pengapunan pajak underground economi itu. Ia hanya mengatakan bahwa aktivitas ekonomi bawah tanah tersebut sebesar 35 persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Kami belum memiliki data yang benar. Minimal ekonomi bawah tanah ini 35 persen dari PDB kita," jelasnya.

Ke depan, melalui adanya program pengampunan pajak ini, ia berharap ekonomi bawah tanah itu bisa masuk dalam sistem perpajakan Indonesia. Apalagi, Andreas menyebut potensi penerimaan dari ekonomi bawah tanah itu cukup tinggi.

"Ini potensi yang sangat besar. Kalau ini sudah masuk dalam sistem, tidak perlu lagi kita hutang ke luar negeri," ungkapnya.

Sementara itu, program pengampunan pajak untuk periode pertama sudah selesai. Selanjutkan akan dilanjutkan ke periode kedua dan ketiga sampai pada Bulan Maret 2017 nanti.

Di periode kedua dan ketiga ini, Andreas menyebut, program pengampunan pajak difokuskan ke UMKM. Menurutnya, tarif tebusan untuk UMKM tidak berubah sapai program pengampunan pajak selesai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com