Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Pariwisata, Iran Tawarkan "Tax Holiday" 13 Tahun untuk Hotel

Kompas.com - 04/10/2016, 09:46 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Pemerintah Iran menawarkan tax holiday atau pengurangan pajak selama 13 tahun. Pasalnya, pemerintah Negeri Mullah itu ingin menggenjot jumlah wisatawan dan melakukan perombakan terhadap hotel-hotel yang sudah usang.

"Semua kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pariwisata akan menikmati 100 persen tax holiday antara 5 sampai 13 tahun tergantung daerahnya," kata Deputi Menteri Ekonomi Mohammad Khazaei kepada para pemilik grup hotel seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (3/10/2016).

Sejak sanksi internasional dicabut pada awal tahun 2016 ini, pemerintahan Presiden Hassan Rouhani menjadikan pariwisata sebagai prioritas utama untuk kembali membangun perekonomian Iran.

Sejauh ini, jumlah kunjungan wisatawan pun telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2015, jumlah wisatawan yang mengunjungi Iran mencapai 5,2 juta orang per tahun, jauh di atas capaian pada tahun 2009 yang mencapai 2,2 juta orang per tahun.

Pada tahun 2025 mendatang, diharapkan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 20 juta orang per tahun. Pemerintah Iran pun menargetkan ada 300 hotel baru dalam waktu lima tahun mendatang.

Hal ini sejalan dengan target perbaikan secara radikal dalam hak akomodasi pariwisata yang selama ini kualitasnya bisa dikatakan rendah.

Khazaei menjelaskan, saat ini sebanyak 170 proyek pembangunan hotel bintang empat dan lima sedang berjalan. Accor Hotels adalah jaringan hotel internasional pertama yang membuka hotel di Iran setelah sanksi dicabut, yakni dengan membuka hotel Ibis dan Novotel di sekitar bandara Imam Khomeini, Iran pada bulan September 2016 lalu.

"Kami secara aktif sedang mengerjakan 10 hingga 15 proyek (pembangunan hotel) di Iran," ujar CEO Accor Hotels Christophe Landais.

Landais mengungkapkan, pihaknya juga berharap bisa menjangkau pasar wisata religi di kota terbesar kedua di Iran, Mashhad. Di kota tersebut terdapat mausoleum bersejarah bagi kaum syiah yang tiap tahun dikunjungi jutaan peziarah.

Selain Accor Hotels, operator hotel dari Uni Emirat Arab juga menyatakan bakal meneken kontrak pembangunan hotel di Mashhad. CEO Roda Hotels and Resorts Imad Elias mengatakan, pihaknya sudah didekati banyak investor dan pengembang.

"Kami melihat Iran sebagai potensi untuk berekspansi bahkan sebelum sanksi dicabut. Iran kami anggap sebagai ladang emas, berlian yang harus dieksplorasi," jelas Elias.

Pemerintah Iran juga telah menyelesaikan rencana pembangunan jalur kereta api senilai 10 miliar dollar AS guna mendukung konektivitas antar kota.

Pada tahun 2015, pariwisata menyumbang 7,6 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Iran dan ditargetkan naik menjadi 9 persen pada tahun 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com