Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEI Kaji Pembuatan Bursa Khusus Saham dengan di Bawah Rp 50 atau "Penny Stock"

Kompas.com - 21/10/2016, 11:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji pembuatan penny counter yang khusus menangani saham-saham dengan harga di bawah Rp 50 atau penny stock.

BEI juga mempertimbangkan untuk mengatur kembali jumlah saham dalam satu lot yang selama ini berjumlah 100 lembar saham.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini mengatakan, perlu ada sejumlah aturan turunan yang diberlakukan jika beberapa aturan baru BEI ingin diterapkan. Misalnya penerapan autoreject simetris.

"Kalau tidak begitu, nanti repot. Karena kalau misal saham harganya Rp 5 lalu harganya turun Rp 1 saja kan penurunannya sudah 20%. Itu sudah autoreject," kata Hamdi di Gedung Bursa Efek Indonesia (20/10/2016).

Oleh karena itulah Hamdi mengatakan, saham-saham yang harganya di bawah Rp 50 nantinya tidak bisa dijadikan satu papan dengan saham-saham lainnya.

"Nanti mungkin kami akan bikin satu boks sendiri, khusus penny stock. Jadi khusus untuk saham Rp 50 ke bawah kami pisahkan. Fraksinya sendiri, kemudian untuk auto rejection akan kami bikin sendiri," ujarnya.

Selain itu, BEI juga mempertimbangkan untuk mengatur kembali jumlah saham dalam satu lot yang selama ini berjumlah 100 lembar saham. Menurut Hamdi hal itu dilakukan untuk mengantisipasi harga saham 1 lotnya akan terlalu murah.

“Jumlah lotnya bisa juga beda. Misalnya kalau harga saham cuma Rp 5, satu lot paling Rp 500, itu biaya adminnya bisa lebih mahal, jadi memang perlu papan sendiri,” ucap dia.

Aturan Turunan

Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, perlu ada sejumlah aturan turunan yang diberlakukan jika penghapusan batas bawah harga saham Rp 50 diberlakukan.

Pertama, soal fraksi harga dan penyesuaian pada lot saham.

"Kami sedang hitung karena begini. Fraksinya sama tidak? Lalu lotnya berapa? Kalau lotnya 100 sementara harga sahamnya Rp 5, masak 1 lot 500? Ini sedang kami buat simulasinya," jelasnya.

Namun demikian, perubahan-perubahan terkait prinsip BEI untuk tidak mengintervensi pasar tersebut tidak akan terjadi secara instan. Pasalnya masih banyak aturan turunan lainnya yang harus dipikirkan kembali oleh BEI.

"Jadi memang perubahannya tidak akan sederhana. Meski tidak terwujud dalam waktu singkat, intinya prinsipnya kita tidak akan mengintervensi pasar," kata Hamdi.

Pengamat pasar modal Satrio Utomo sepakat dengan hal ini. Menurutnya, setiap setiap orang yang masuk ke pasar modal harus siap ekuitasnya tergerus hingga nol.

"Itu sebabnya penghapusan batas bawah harga Rp 50 ini bagus karena mengedukasi investor bahwa berinvestasi haruslah hati-hati. Kalau salah pilih saham ya risikonya duitnya hilang," katanya. (Ghina Ghaliya Quddus)

Kompas TV BEI Torehkan Rekor Perdagangan Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com