Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pilpres AS, Rupiah Bergerak ke Fase Pelemahan

Kompas.com - 07/11/2016, 17:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah saat ini sedang berada dalam tren pelemahan terhadap dollar AS. Salah satu penyebab utama pelemahan mata uang Garuda adalah isu eksternal, yakni penyelenggaraan pemilihan presiden (pilpres) AS.

Kepala ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede memandang, pergerakan nilai tukar rupiah akan cenderung melemah menjelang gelaran pilpres AS. Pasalnya, pelaku pasar cenderung menunggu alias wait and see terhadap hasil pilpres.

“Sehingga pelaku pasar cenderung akan shifting (bergerak) ke safe haven seperti dollar AS,” kata Josua kepada Kompas.com, Senin (7/11/2016).

Josua mengungkapkan, pergeseran ke mata uang dollar AS tersebut merupakan langkah antisipasi terhadap hasil pilpres yang bisa saja di luar ekspektasi pasar, yakni kemenangan kandidat dari Partai Republik Donald Trump.

Akan tetapi, kekhawatiran pasar cenderung reda bila kandidat dari Partai Demokrat Hillary Clinton yang memenangkan pilpres.

“Apabila Hillary Clinton menang, cenderung kekhawatiran pasar mereda sehingga sentimen di pasar cenderung akan kembali risk on yang berimplikasi pada inflows lagi ke pasar keuangan Asia termasuk Indonesia,” tutur Josua.

Ia mengungkapkan, dana repatriasi program pengampunan pajak saat ini belum seluruhnya masuk ke pasar keuangan domestik. Sehingga, masih ada potensi penguatan rupiah terhadap dollar AS hingga akhir tahun ini.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah dibuka melemah, yakni berada pada kisaran Rp 13.080 sampai Rp 13.090 per dollar AS.

Kompas TV Bank Indonesia: Waspada Rupiah Terlalu Kuat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

Whats New
Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com