Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otoritas Jasa Keuangan Evaluasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat

Kompas.com - 21/11/2016, 13:15 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan pihaknya saat ini tengah melakukan evaluasi terhadap penyaluran dan penerapan kredit usaha rakyat (KUR) bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar lebih fleksibel.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad mengungkapkan, evaluasi dilakukan karena saat ini KUR dinilai belum fleksibel bagi para pelaku UMKM yang memiliki karakteristik berbeda-beda.

“Beberapa sektor usaha memang memiliki karakteristik yang memerlukan fleksibilitas dalam pembiayaan. Ada yang mengalami siklus dan periode tertentu,” ujar Muliaman dalam Rakernas Kadin bidang UMKM, Koperasi dan Ekonomi Kreatif Jakarta, Senin (21/11/2016).

Muliaman mencontohkan ada beberapa pelaku usaha yang mengalami siklus dan periode tertentu seperti Nelayan. Dia menyebutkan dalam mencari sumber daya alam di laut nelayan sangat bergantung pada cuaca.

“Mereka kadang melaut, kadang tidak, tergantung pada cuaca,” jelasnya.

Dengan begitu, lanjut Muliaman, pendapatan para nelayan pun tidak menentu dan hal itu yang perlu dipahami lembaga keuangan agar dapat memberikan beberapa kelonggaran bagi sektor-sektor yang memiliki karakteristik tertentu.

“Dari apa yang kami lihat, KUR belum flesksibel yang seharusnya. Inilah tantangan yang harus kita pikirkan dan cari jalan keluarnya,” ungkap Muliaman.

Dengan itu pihaknya bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tengah mengidentifikasi berbagai macam karakteristik dari sektor-sektor yang berpotensi dapat dibiayai KUR.

“Kami lakukan ini bersama-sama karena KUR juga menjadi pilar penting dalam strategi nasional keuangan inklusif. Jelas kami memiliki andil untuk memberi berbagai masukan agar ke depannya program ini dapat dijalankan dengan lebih baik,” ungkapnya.

Penyaluran KUR juga perlu dilakukan evaluasi karena terlalu fokus pada pembiayaan di sektor perdagangan saja. “Mayoritas masih teralokasi ke perdagangan.

Saya tidak bilang itu buruk, tetapi kan juga harus didorong ke sektor produktif lainnya, seperti pertanian, industri pengolahan, pariwisata, perikanan dan ekonomi kreatif seperti usaha rintisan,” jelasnya.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mencatat realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) per 7 November 2016 sebesar Rp 81,24 triliun.

Angka tersebut telah mencapai 81,2 persen dari target hingga akhir tahun ini sebesar Rp 100 triliun.

Adapun total jumlah debitur yang telah mendapatkan KUR sebanyak 3,74 juta debitur. Dengan rincian berdasarkan kategori, KUR mikro telah tersalurkan sebanyak Rp 56,09 triliun dengan jumlah 3,56 juta debitur.

Selain itu, KUR ritel sebesar Rp 25,01 triliun dengan jumlah 172 debitur. KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebesar Rp 133,6 miliar dengan 9.077 debitur.

Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Braman Setyo menyatakan, pihaknya optimistis target tahun 2016 akan tercapai di akhir tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com