Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekitar 6,9 Juta Kepala Keluarga di Indonesia Belum Menikmati Listrik

Kompas.com - 04/12/2016, 21:51 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Listrik bagi sebagian masyarakat Indonesia masih menjadi barang langka, meski energi tersebut sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat selain sandang, pangan, dan papan.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) per September 2016 lalu, masih ada jutaan kepala keluarga (KK) atau rumah tangga yang belum teraliri listrik.

“Dari jumlah kepala keluarga (di Indonesia) hampir 6,8-6,9 juta yang belum teraliri listrik,” ujar Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman dalam acara diskudi Energi Kita di Jakarta, Minggu (4/12/2016).

Bila mengacu data Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri tentang total jumlah KK di Indonesia mencapai 63,8 juta, maka persentase KK yang belum teraliri listrik mencapai 10,8 persen.

Jarman mengatakan, pemerintah akan berupaya keras membangun infrastruktur ketenagalistrikan di berbagai daerah di Indonesia. Harapanya tentu agar 6,8-6,9 juta KK tersebut mampu menikmati ketersediaan listrik untuk kebutuhan penerangan dan lain-lain.

Pemerintah juga memberikan keleluasaan kepada para investor swasta untuk berinvestasi membangun infrastruktur listrik di daerah. Namun sebagain pengusaha masih memiliki keraguan.

Persoalan kemiskinan di daerah hingga tidak adanya insentif dari pemerintah, membuat para investor pikir panjang untuk berinvestasi di daerah. Sebab, ada kekhawatiran masyarakat tidak mampu membayar listrik hasil investasi besar tersebut.

“Kalau listrik tadi akan dikelola untuk ajang bisnis, itu bisa dibayangkan apakah akan terjadi bisnis? Susah pengusaha kalau masuk ke sana tanpa ada insentif dari pemerintah,” kata Ketua Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) Ali Herman Ibrahim.

Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah memberikan insentif kepada para investor. Insentif bisa berupa pengurangan pajak, kemudahan perizinan, hingga penyeriaan infrastruktur lain yang mendukung kemudahan berusaha di daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com