Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Sebabkan Penjualan Berlian Global Tak Lagi "Bersinar," Kenapa?

Kompas.com - 14/12/2016, 11:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Perdagangan berlian dunia kini tengah dalam tren melambat. Di masa yang sulit ini, pemasok berlian top dunia menuding permasalahan uang tunai di India sebagai biang keladinya.

Mengutip CNN Money, Rabu (14/12/2016), penjualan berlian mentah De Beers anjlok menjadi 418 juta dollar AS dari sebelumnya 476 juta dollar AS hanya dalam waktu sebulan.

Data tersebut diperoleh dari induk perusahaan De Beers, Anglo American.

Penyebab anjloknya penjualan De Beers tersebut disebabkan India memutuskan untuk menarik uang kertas pecahan tertingginya dari peredaran, yakni pecahan 500 dan 1.000 rupee pada awal November 2016 lalu.

"Perdagangan berlian mentah dengan nilai yang lebih rendah mengalami perlambatan temporer sebagai dampak dari program demonetisasi di India," ujar CEO De Beers Bruce Cleaver dalam pernyataan resminya.

India adalah salah satu pasar berlian dengan pertumbuhan paling pesat di dunia, menurut laporan dari Bain & Company.

India diyakini bakal melampaui Eropa dan Jepang untuk menjadi pasar berlian terbesar ketiga di dunia pada tahun 2020.

Namun demikian, India sangat bergantung pada uang kartal, di mana 90 persen transaksi di negara itu dilakukan dengan cara tunai.

Bukan hal yang aneh ketika warga India membeli perhiasan yang bernilai tinggi, termasuk emas dan berlian, membayarnya dengan segepok uang kertas.

Program demonetisasi yang dicanangkan bulan lalu menghilangkan 86 persen nilai uang yang ada di India.

Akibatnya, konsumen India harus menunda banyak pembelian, termasuk barang-barang mewah.

Pemerintah India menyatakan program demonetisasi tersebut dimaksudkan untuk menyasar pada pelaku penghindaran pajak dan pencucian uang.

Bukan hanya industri berlian yang terdampak, beberapa perusahaan mobil di India dilaporkan juga mengalami penurunan penjualan secara signifikan.

Kompas TV Belajar Dari Pertumbuhan Ekonomi India
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com