Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Tingkatkan Rasio Elektrifikasi dari Energi Terbarukan

Kompas.com - 28/12/2016, 09:00 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Demi mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen di 2025, PT PLN (Persero) terus berupaya untuk mengembangkan pembangkit listrik yang ramah lingkungan.

Salah satunya yaitu pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Lahendong unit 1-4 berkapasitas total 80 MW (Megawatt) yang terletak di Kecamatan Lahendong Kota Tomohon, Sulawesi Utara.

Lebih dari 15 tahun PLN sudah mengelola unit 1 hingga 4 Lahendong dan hingga kini pembangkit yang berasal dari panas bumi tersebut tiap tahunnya mampu memproduksi listrik hingga 520 GWh.

Jumlah tersebut akan meningkat sejalan dengan pembelian listrik yang dilakukan oleh PLN dari Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Lahendong 5 dan 6 berkapasitas 2x20 MW.

Dengan pembelian ini, total kapasitas energi yang disalurkan oleh PLN untuk masyarakat sebesar 120 MW dan dapat memenuhi kurang lebih 240 ribu kepala rumah tangga di Minahasa.

"Pembelian listrik dari Pembangkit yang berasal dari energi baru terbarukan adalah untuk mendukung pemanfaatan energi yang ramah lingkungan, hal ini juga terkait peningkatan rasio elektrifikasi khususnya wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo" Ujar Direktur Utama PLN, Sofyan Basir dalam keterangan tertulisnya.

Sofyan menambahkan, terkait Energi Baru Terbarukan (EBT) PLN telah mencanangkan pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT sebesar 22.000 MW hingga 2025.

Peningkatan kapasitas produksi pembangkit listrik berbasis EBT akan bersumber utama dari panas bumi, yaitu sebesar 6.200 MW. Saat ini PLN telah mengoperasikan PLTP dengan kapasitas sebesar 600 MW atau 40 persen dari total 1.500 MW kapasitas terpasang di Indonesia.

Sementara itu, khusus untuk wilayah Sulawesi sendiri, PLN juga berencana akan membangun PLTP Kotamabagu 80 MW, PLTP Marana 20 MW dan Bora Pulu 40 MW. Dengan total kapasitas 140 MW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com