Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Solusi Menko Darmin agar Produk Sawit Tak Selalu Disudutkan

Kompas.com - 02/02/2017, 13:30 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa kalangan menilai bahwa produk-produk turunan sawit merusak kesehatan penggunanya dan juga perkebunan sawit dikatakan cukup merusak ekositem lingkungan.

Guna menepis anggapan tersebut, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menyarankan agar perusahaan-perusahaan penghasil maupun pengolah kelapa sawit membenahi sistem perkebunan kelapa sawitnya dan juga melakukan standardisasi perkebunan sawit.

"Kita harus bangun sistem agar semua pabrik kelapa sawit jelas. ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) dilakukan supaya standar perkebunannya jelas. Itu dibuat supaya tidak ada lagi alasan kalangan global menyudutkan kelapa sawit. Kita tidak mau jadi pecundang dan bisa berdiri tegak," ujar Darmin di Jakarta, Kamis (2/2/2017).

Darmin mencontohkan, ketika Pemerintah Perancis berencana memasukkan pajak impor tambahan untuk produk minyak mentah dan turunannya.

Di mana pengenaannya dilakukan bertahap dengan besaran 300 euro per ton pada 2017, 500 euro per ton pada 2018, dan terus meningkat hingga 900 euro per ton pada 2020.

Alhasil, kenaikan pajak pada produk kelapa sawit Indonesia ke Perancis meningkat. Oleh karena itu, standardisasi dikaitkan betul dengan pembenahan di bidang kelapa sawit.

"Saya tidak usah cerita dulu bagaimana menyelesaikan masalah Perancis, tapi sudah selesai. Dalam waktu dekat akan ada Perpres standardisasi ditandatangani dan kita mulai," terang Darmin.

Melalui standardisasi perkebunan, Darmin optimistis satu hingga dua tahun ke depan Indonesia menjadi negara penghasil kelapa sawit yang standarnya tidak bisa dipojok-pojokkan oleh pihak mana pun.

"Bahkan kita juga sudah membangun pendekatan lain dalam soal kebakaran, walaupun pasti kawan-kawan kelapa sawit mengubah pendekatan kebakaran hutan dari menjadi mencegah kebakaran hutan," pungkasnya.

(Baca: Sepanjang 2016, Produksi Minyak Sawit Alami Penurunan)

Kompas TV Pemerintah Hentikan Pembukaan Lahan Sawit Baru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com