Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Kesehatan di Indonesia Naik 36 Persen Per Tahun

Kompas.com - 02/02/2017, 14:58 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Entah sadar atau tidak, ternyata biaya kesehatan tahunan di Indonesia terus mengalami peningkatan selama satu dekade terakhir. Hal ini berdasarkan data yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Presiden Direktur PT Zurich Topas Life (ZTL) Peter Huber menyatakan, dari data tersebut ditemukan bahwa peningkatan biaya kesehatan tahunan di Indonesia mencapai sebesar 36 persen selama 10 tahun terakhir. Angka ini lebih tinggi daripada tingkat inflasi negara secara umum.

"Tren meningkatnya kesadaran akan kesehatan membuka pasar yang menjanjikan bagi para pemain industri asuransi," ujar Huber dalam sesi wawancara bersama media di kantornya di Jakarta, Kamis (2/2/2017).

Huber menuturkan, kesadaran masyarakat Indonesia akan proteksi kesehatan saat ini dinilai semakin meningkat.

Berdasarkan survei nasabah ZTL tahun 2015 hingga 2016, terdapat peningkatan permintaan nasabah akan pilihan proteksi kesehatan yang lebih luas.

“Meskipun pertumbuhan asuransi kesehatan di Indonesia masih berada dalam tahap dini, masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya asuransi untuk perlindungan diri sendiri maupun keluarga. Hal ini ditandai dengan peningkatan minat terhadap produk asuransi, termasuk asuransi kesehatan,” ungkap Huber.

Berangkat dari latar belakang itu, ZTL meluncurkan Zurich H&S Plus, rider asuransi jiwa yang menyediakan opsi tambahan limit tahunan dengan perlindungan kesehatan sampai dengan Rp 10 miliar.

Perlu diketahui, produk rider adalah produk yang "menempel" bersama produk lainnya, dalam hal ini adalah produk unit link.

Selain itu, rider ini juga memungkinkan nasabah mengakses proteksi kesehatan dengan cakupan di seluruh dunia dan fasilitas nontunai di beberapa negara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

"Berdasarkan riset terbaru kami, kami memahami bahwa nasabah membutuhkan proteksi kesehatan dengan cakupan yang lebih luas seiring meningkatnya biaya medis. Inilah yang menjadi alasan kami mengembangkan Zurich H&S Plus,” ucap Peter.

Peter menjelaskan adanya pertumbuhan permintaan terhadap proteksi kesehatan termasuk di kalangan muda. Faktanya, lebih dari 30 persen nasabah ZTL berada di kisaran usia 21 hingga 30 tahun. 

“Kami yakin Zurich H&S Plus dapat sukses memasuki pasar dan berkontribusi terhadap keseluruhan kinerja bisnis perusahaan,” imbuh Huber.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com