Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Senjata Global Tembus Rekor Tertinggi

Kompas.com - 20/02/2017, 18:16 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Penjualan senjata global dalam kurun lima tahun terakhir mencapai rekor tertinggi sejak tahun 1990 menjelang berakhirnya Perang Dingin.

Laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menunjukkan, India tetap menjadi importir terbesar senjata dunia.

Mengutip Bloomberg, Senin (20/2/2017), India menyumbang 13 persen dari total impor senjata global antara tahun 2012 hingga 2016.

Di bawah India menyusul Arab Saudi, Uni Emirat Arab, China, dan Aljazair. Adapun antara tahun 2007 hingga 2011, menurut laporan SIPRI, India menyumbang 9,7 persen impor senjata global.

Meskipun angkanya lebih kecil, namun tetap berada di atas negara-negara lainnya. Sebagian besar negara-negara di Teluk Arab terlibat dalam konflik bersenjata di Yaman, Suriah, atau di wilayah mereka sendiri dan memiliki hubungan yang panas dengan Iran.

SIPRI melaporkan, pada tahun 2012-2016, impor senjata Arab Saudi melonjak 212 persen dibandingkan periode lima tahunan sebelumnya.

Adapun India mengalami ancaman geopolitik serius dengan Pakistan yang memiliki senjata nuklir dan menguatnya kekuatan militer China.

Untuk menghadapi risiko dari kedua negara, India berupaya memperdalam kerja sama dengan AS dan beberapa negara di kawasan Asia.

Peneliti senior SIPRI Siemon Wezeman menjelaskan, dengan berbagai ancaman dan program berdikari produksi senjata yang digadang-gadang di India, namun nyatanya sektor pertahanan domestik India tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pemerintah.

"Mereka menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mencoba mengembangkan senjata di India dan sayangnya hasilnya buruk," tutur Wezeman.

Adapun China makin meningkat kemampuan domestiknya untuk memproduksi senjata sesuai persyaratan pemerintah. Ini dicerminkan dengan menurunnya porsi China dalam impor pertahanan global menjadi 4,5 persen pada periode 2012-2016 dari 5,5 persen pada 2007-2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com