Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Pengusaha Pemula, Pemprov Sumut Fasilitasi Kredit dengan Bunga Rendah

Kompas.com - 23/02/2017, 16:55 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Sebagai bentuk dukungan kepada para pengusaha muda pemula, Gubernur Sumatera Utara Erry Nuradi meluncurkan kredit Sahabat Insan Pengusaha Pemula (SIPP).

Kredit produk PT Bank Sumut ini bertujuan mendorong lahirnya wirausaha baru di Sumut. Bunga kreditnya relatif rendah yaitu 6,99 persen per tahun. Gubernur berharap fasililitas kredit ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para pengusaha pemula untuk memajukan usahanya.

“Saya minta para pengusaha pemula memanfaatkan fasilitas kredit ini untuk memajukan usahanya. Dengan begitu, bisa terus melakukan upaya-upaya kreatif, inovatif dalam mengembangkan dan mengolah sumberdaya yang ada untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menuju Sumut yang berdaya saing,” kata Erry, Rabu (22/2/2017).

Program SIPP yang merupakan kerjasama PT Bank Sumut, Pemprov Sumut dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). SIPP merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan visi dan misi Provinsi Sumut dalam mengurangi jumlah pengangguran melalui penciptaan wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja oleh koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah. Serta meningkatkan daya saing koperasi dan usaha kecil menengah.

Direktur Utama PT Bank Sumut Edie Rizliyanto menambahkan, produk SIPP sejalan dengan visi Bank Sumut untuk menggerakkan ekonomi Sumut. Kredit SIPP menjadi modal kerja dan investasi bagi segmen kredit mikro di Bank Sumut.

"Dengan bunga kredit hanya 6,99 persen, di Indonesia baru Bank Sumut yang memberikan kredit dengan bunga serendah ini. Tujuannya supaya kegiatan ekonomi masyarakat Sumut meningkat,” kata Edie.

SIPP diprioritaskan kepada pengusaha mikro yang bergerak di semua sektor di Sumatera Utara. Tahap pertama, pihaknya menyiapkan dana Rp 25 miliar yang dialokasikan untuk 1.700 pengusaha pemula.

Sejak dikeluarkan pada November 2016, PT Bank Sumut sudah menyalurkan sebanyak Rp 1 miliar. Plafond minimal SIPP berkisar Rp 1 juta hingga maksimal Rp 15 juta dengan jangka waktu untuk modal kerja enam sampai 36 bulan dan investasi 12 hingga 36 bulan.

Sementara Ketua Umum BPD HIPMI Sumut, Akbar Himawan Buchari menjelaskan, lahirnya program SIPP diawali dari diskusi pihaknya dengan gubernur untuk memajukan UMKM dan melahirkan wira usaha baru.

Gubernur yang pernah menjabat Ketum HIPMI ini menyambut baik usulan tersebut. “Gubernur berkoordinasi dengan Bank Sumut, lahirlah SIPP. Kami sambut gembira, ini bukti keberpihakan dan dukungan pemerintah untuk kemajuan dunia usaha khususnya pengusaha muda di Sumut,” kata Himawan.

Sambungnya, saat ini ada 25 cabang HIPMI di Sumut yang salah satu program kerjanya adalah memberi bimbingan kepada HIPMI Perguruan Tinggi (HIPMI PT) untuk menciptakan pengusaha pemula. Saat ini HIPMI PT Sumut sudah ada di 14 kampus.

"Persoalan yang selalu dihadapi para pengusaha pemula adalah akses permodalan, izin dan pemasaran,” pungkasnya.

Peluncuran kredit SIPP bersamaan dengan Rapat Kerja Daerah HIPMI PT Sumut. Gubernur secara simbolis menyerahkan kredit SIPP kepada tujuh pengusaha pemula. Hadir dalam kesempatan ini, Kepala Otoritas jasa Keuangan Kantor Regional 5 Sumut Lukdir Gultom, Rektor HIPMI PT Nasional Said Aldi Al Idrus, Ketua HIPMI PT Sumut M Zaid Fahry, Ketua Umum BPC HIPMI se-Sumut, para pelaku ekonomi, pengusaha dan wirausahawan muda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com