Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut BEI Optimistis Temasek akan Tambah Investasi di Indonesia

Kompas.com - 07/03/2017, 13:06 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio yakin, Temasek Holdings akan menambah portofolio investasinya ke Indonesia.

Tito ingat, Lee Kuan Yew pernah memberikan pernyataan bagaimana ia mengelola negara kecil Singapura. Pada 1994, Lee pernah berkata, karena kecilnya Singapura ia akan mengelola negara seperti mengelola perusahaan.

(Baca: Temasek Nilai Indonesia Kini Jadi Pusat Perhatian Dunia)

“Jadi, kalau Temasek datang, itu sebenarnya sudah kayak negara. Dan, pasti dia mau investasi,” kata Tito kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Tito berharap, pertemuan Ho Ching dengan Luhut Pandjaitan berujung pada peningkatan investasi Temasek di Indonesia.

Temasek saat ini memiliki saham di beberapa perusahaan besar seperti SingTel, DBS Bank, dan Singapore Airlines. Di Indonesia sendiri, Temasek memliki saham mayoritas pada Bank Danamon Indonesia sebanyak 67,37 persen, melalui Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd.

“Tapi buat saya tidak ada pilihan baik selain investasi di Indonesia,” ucap Tito.

Sebagaimana umumnya investor asing yang datang ke Indonesia, Tito optimistis Temasek bakal masuk ke empat sektor yaitu infrastruktur, jasa keuangan, konsumer, serta pertambangan.

“Investor datang itu pasti akan dia bagi-bagi (modalnya), enggak mungkin semuanya untuk infrastruktur saja,” kata Tito.

Dengan semakin banyaknya orang luar yang melirik Indonesia sebagai ladang investasi, Tito mengajak perusahaan untuk melantai di bursa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com