Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Digital Makin "Menggila", G20 Perkuat Lembaga Perpajakan

Kompas.com - 22/03/2017, 17:56 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Negara-negara G20 menaruh perhatian khusus kepada ekonomi digital yang berkembang pesat. Apalagi, perusahaan teknologi kerap menghindar dari kewajiban membayar pajak.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, negara-negara G20 sudah memiliki kesepakatan untuk menyikapi perkembangan ekonomi digital tersebut.

"Kami membahas cukup detail dalam menghadapi digital economy, dari sisi (lembaga) pajak akan diperkuat," ujarnya saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/3/2017).

Salah satu bentuk penguatan lembaga pajak itu, tutur Ani yakni dengan meningkatkan kerja sama antara lembaga pajak negara-negara G20. Namun ia tidak menjelaskan secara rinci kerja sama itu.

Diharapkan peningkatan kerja sama itu mampu membuat perusahaan-perusahaan teknologi macam Google, Facebook, Amazon dan lainnya tidak menerapkan standar ganda dalam hal perpajakan.

"Bagi Kementerian Keuangan terutama Direktorat Jenderal Pajak, kesepakatan internasional soal pajak ini akan dimanfaatkan agar mampu meningkatkan penerimaan pajak," kata Ani.

Seperti diketahui, Ditjen Pajak masih berusaha mengejar pajak Google di Indonesia. Hingga saat itu, negosiasi kasus pajak itu masih alot lantaran Google tidak mengaku sebagai badan usaha tetap di Indonesia meski memiliki kantor di Jakarta.

Persolan pajak Google tidak hanya terjadi di Indonesia. Namun, di beberapa negara, Google mau membayar pajak cukup besar, salah satunya di Inggris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com