Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Ladang Minyak di Libya Diblokir, Harga Minyak Naik

Kompas.com - 29/03/2017, 07:59 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak naik pada Selasa (28/3/2017) setelah terjadi gangguan parah pada pasokan minyak Libya.

Selain itu, pernyataan dari seorang pejabat yang menyiratkan OPEC bisa memperpanjang kesepakatan pemotongan produksi hingga akhir tahun ikut mendorong harga komoditas tersebut naik.

Sumber dari National Oil Corporation (NOC) menyampaikan, ladang minyak di Libya barat, Sharara dan Wafa telah diblokir oleh faksi-faksi bersenjata dan mengakibatkan turunnya produksi sebesar 252.000 barel per hari (bph), atau sekitar sepertiga dari produksi.

"Penutupan dua ladang minyak di Libya.. Harga minyak saat ini naik pasti karena milisi di Libya barat menutup pipa utama," kata spesialis energi berjangka di Citi Futures, Tim Evans, dikutip dari CNBC, Rabu (29/3/2017).

Harga patokan Brent berjangka untuk pengiriman bulan depan naik 57 sen (1,1 persen) menjadi 51,32 dollar AS per barel, dan sempat menyentuh sesi tertinggi di 51,87 dollar AS per barel.

Harga patokan West Texas Intermediate (WTI) berjangka untuk pengiriman bulan depan naik 64 sen (1,4 persen) menjadi 48,37 dollar AS per barel, setelah sebelumnya naik ke level 48,74 dollar AS per barel.

Di sisi lain, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan, kesepakatan global yang bertujuan untuk mengurangi kelebihan pasokan dunia kemungkinan akan melampaui Juni.

Namun, diperlukan diskusi secara menyeluruh untuk kemungkinan tersebut. Rusia, anggota non-OPEC dipandang sebagai kartu liar dan 15 tahun silam gagal mewujudkan komitmen untuk memotong produksi bersama OPEC.

Namun, menurut pernyataan bersama yang ditandatangani Rusia dan Iran, kedua produsen menyatakan akan melanjutkan kerjasama.

Anggota non-OPEC lain, Azerbaijan juga mengatakan siap untuk bergabung dalam perpanjangan kesepakatan di paruh kedua tahun ini.

Pedagang minyak utama berkumpul di Swiss pekan ini dan memperkirakan OPEC dan produsen non-OPEC akan memperpanjang kesepakatan untuk memotong produksi di paruh kedua tahun ini.

Namun, produksi minyak dan persediaan Amerika Serikat (AS) meningkat. Analis yang disurvei Reuters menjelang data mingguan memperkirakan stok minyak mentah AS naik 1,2 juta barel pekan lalu ke rekor baru.

"Peningkatan lebih dari 322.000 barel akan membuat Cushing mencapai rekor baru," kata Kepala Komoditas Strategi Saxo Bank, Ole Hansen.

Naiknya saham di Cushing, Oklahoma, situs penyimpanan dan titik pengiriman untuk WTI cenderung menekan patokan AS dan memperlebar jarak dengan Brent. Ini pada gilirannya justru membuat minyak mentah AS menarik bagi importir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com