Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Serangan Trump ke Suriah, Pasar Keuangan Global Ikut Bergejolak

Kompas.com - 08/04/2017, 21:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Serangan rudal Amerika Serikat (AS) ke Suriah memberikan dampak pada pergerakan pasar keuangan global, khususnya safe haven atau instrumen favorit kala terjadi peristiwa global. Nilai tukar dollar AS terpantau melemah terhadap yen pada Jumat (7/4/2017) waktu setempat. 

Sementara itu, harga emas dan minyak dunia mengalami penguatan signifikan. Indeks saham Asia Pasifik di luar Jepang MSCI turun 0,5 persen dan indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,4 persen.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan rudal terhadap pangkalan udara Suriah yang dikendalikan pemerintahan pimpinan Presiden Bashar al Assad. Pejabat pemerintah AS menyatakan, serangan ini adalah respon atas dugaan serangan senjata kimia oleh Suriah.

(Baca: AS Takkan Tinggal Diam, Mungkin Bakal Lakukan Serangan Lagi ke Suriah)

Mata uang yen, yang dipandang sebagai safe haven di saat ada ketegangan global lantaran posisi Jepang sebagai kreditur terbesar dunia, terpantau menguat.

Sementara dollar AS melemah ke level 110,59 terhadap yen setelah kabar serangan AS menyebar.

Terhadap kelompok mata uang utama lainnya pun dollar AS mengalami sedikit pelemahan. Namun demikian, mata uang euro terpantau stabil pada level 1,0645 dollar AS. Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun juga melemah 5 basis poin menjadi 2,28 persen.

Harga Minyak Dunia dan Emas

 

Adapun harga minyak dunia juga meningkat terkait adanya kekhawatiran bahwa intervensi militer bisa berdampak pada pasokan minyak dari Timur Tengah.

Harga minyak mentah AS naik 78 sen menjadi 52,48 dollar AS per barrel. Sementara itu, harga minyak mentah Brent naik 79 sen menjadi 55,49 dollar AS per barrel.

Harga emas spot juga naik 0,9 persen menjadi 1.263,11 dollar AS per ons. Ini adalah level tertingi sejak 10 November 2016.

(Baca: Krisis Suriah Ancam Perekonomian)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebas Tugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebas Tugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com