Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Kebijakan Trump, Emirates Pangkas Penerbangan ke AS

Kompas.com - 20/04/2017, 11:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan Emirates Airlines memangkas penerbangan ke Amerika Serikat. Ini merupakan dampak dari kebijakan Presiden Donald Trump mengganggu pemesanan dan penjualan tiket.

(Baca: Maskapai Timur Tengah Cemaskan Dampak Larangan Bawa Laptop di AS)

"Emirates dapat mengonfirmasi bahwa kami akan mengurangi penerbangan ke lima dari 12 kota di AS yang saat ini kami layani," ujar juru bicara Emirates seperti dikutip dari CNN Money, Kamis (20/4/2017).

Penerbangan harian dari Dubai ke Fort Lauderdale dan Orlando, misalnya, akan dipangkas menjadi lima kali seminggu. Adapun penerbangan ke Seattle, Boston, dan Los Angeles kini akan dilayani sekali dalam sehari.

Emirates dan beberapa maskapai Timur Tengah lainnya, seperti Etihad Airways dan Qatar Airways, terdampak kebijakan baru pemerintah AS terkait imigrasi dan keamanan.

Bulan lalu, Trump meneken revisi peraturan eksekutif terkait larangan warga dari enam negara mayoritas Muslim untuk masuk ke AS.

Menyusul larangan bepergian tersebut, AS juga melarang 9 maskapai penerbangan yang melayani rute dari 10 bandara di Timur Tengah dan Afrika Utara membawa perangkat elektronik ukuran lebih besar dari ponsel pintar ke dalam kabin.

Tentu saja Emirates, Etihad, dan Qatar masuk di dalamnya. Emirates telah memperbolehkan penumpang membawa gawai mereka sampai gerbang penerbangan dan meminjamkan laptop bagi penumpang premium.

Namun, segala kemudahan dan layanan itu tidak mampu mencegah berkurangnya konsumen yang ingin terbang bersama maskapai tersebut ke AS.

"Dalam tiga bulan terakhir, kami telah menghadapi penurunan signfikan dalam hal profil pemesanan pada seluruh rute kami di AS, pada seluruh segmen penerbangan," ungkap Emirates.

Menurut Emirates, kebijakan teranyar yang diberlakukan pemerintah AS terkait penerbitan visa masuk, peningkatan prosedur keamanan, dan larangan membawa perangkat elektronik ke dalam kabin telah memberikan dampak langsung terhadap minat konsumen dan minat bepergian dengan sarana transportasi udara ke AS.

Maskapai-maskapai penerbangan Timur Tengah telah menikmati pertumbuhan yang pesat dalam operasional mereka dari dan ke AS dalam beberapa tahun terakhir.

Maskapai-maskapai AS seperti Delta Air, United Airlines, dan American Airlines berulang kali mengeluhkan subsidi yang diterima maskapai Timur Tengah yang menyebabkan persaingan tak adil.

Maskapai penerbangan AS juga ingin pemerintah AS kembali meninjau kesepakatan Open Skies. Kesepakatan ini memungkinkan maskapai Timur Tengah terbang bebas ke destinasi di AS . 

Kompas TV Maskapai Larang Penumpang Bawa Galaxy Note 7
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com