Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Hal Ini yang Dinilai S&P Terhadap Indonesia

Kompas.com - 18/05/2017, 20:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) masih belum memberikan peringkat investment grade kepada Indonesia. Kabarnya, peringkat dari S&P akan diberikan dalam waktu dekat. (Baca: Apa Efeknya Jika S&P Tidak Berikan Peringkat "Investment Grade"?)

Bank Indonesia (BI) menyatakan terus menunggu hasil pemeringkatan dari S&P. Segala keputusan berada di tangan lembaga pemeringkat tersebut. Akan tetapi, apa sebenarnya hal-hal yang dinilai S&P dalam mempertimbangkan peringkat sebuah negara, termasuk Indonesia?

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, masing-masing lembaga pemeringkatan mengadopsi metodologi dan pengukuran faktor kuantitatif dan kualitatif.

Meski demikian, umumnya lembaga pemeringkat mempertimbangkan 5 indikator dalam membuat peringkat. Indikator pertama adalah fundamental ekonomi sebuah negara. "Seberapa besar kekuatan ekonomi menghasilkan pertumbuhan, apakah stabil, dan prospeknya seperti apa," kata Perry di Jakarta, Kamis (18/5/2017).

Dalam konteks Indonesia, pemulihan ekonomi terus berlanjut sejak kuartal II 2015. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan semakin tinggi pada tahun 2019, sejalan hasil-hasil pembangunan infrastruktur yang mendorong kuatnya produktivitas.

Indikator kedua adalah terkait moneter dan keuangan. Perry menyatakan, umumnya lembaga pemeringkat mempercayai kredibilitas kebijakan moneter Indonesia dalam pengendalian inflasi, stabilitas nilai tukar, tata kelola, dan komunikasi kebijakan.

Indikator ketiga adalah ketahanan fiskal, yang mencakup bagaimana Indonesia mengendalikan defisit dan pengelolaan pembiayaan fiskal. Dengan ditempuhnya kejelasan mengenai kedua hal itu, maka terlihat kredibilitas fiskal Indonesia kian kuat.

"Keempat adalah indikator ketahanan eksternal, menyangkut antara lain defisit transaksi berjalan yang turun sangat rendah dan kecukupan cadangan devisa," ujar Perry.

Adapun indikator terakhir adalah kemampuan institusional. Perry menjelaskan, ini terkait kemampuan Indonesia tidak hanya merumuskan namun juga mengimplementasikan reformasi struktural.

"Paket kebijakan bisa dilakukan, deregulasi, perbaikan iklim investasi, izin berusaha dipercepat, dan infrastruktur yang snagat cepat. Indonesia telah menyelesaikan berbagai proyek strategis, seperti jalan tol, bandara, irigasi, bendungan, dan lainnya," tutur Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com