Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cadangan Devisa Negara Berkembang Makin Tipis

Kompas.com - 26/08/2013, 17:23 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Cadangan devisa negara-negara di kawasan Asia belakangan ini makin tipis untuk mempertahankan nilai mata uangnya agar tidak jatuh terhadap dollar AS, menyusul kaburnya pemodal dari pasar negara berkembang.

Mengutip data yang dikompilasi Bloomberg Senin (26/8/2013), cadangan devisa dari 10 negara di Asia, enam negara di antaranya telah terkuras. Adapun, penurunan terbesar dicatat oleh Indonesia yang mencapai 18 persen, dan hampir menyentuh level tahun 2000.

Anjloknya cadangan devisa itu merupakan tren yang terjadi di berbagai negara berkembang, karena dana dari negara maju kembali ke negaranya, terutama Amerika Serikat. Selain perekonomian yang mulai membaik, langkah the Fed mengurangi stimulusnya membuat para investor memilih memegang uang tunai untuk mengantisipasi ketatnya pasokan likuiditas.

Standard & Poor's pekan lalu merilis risiko yang dihadapi oleh pemerintah maupun swasta di negara-negara Asia yang memiliki utang valas, menyusul melemahnya nilai tukar. Hal ini karena nilai utang yang harus dibayar menjadi lebih besar, terutama di sejumlah negara yang mengalami defisit neraca pembayaran.

"Berbagai negara di kawasan Asia akan mengalami pengurangan devisa untuk menstabilkan mata uangnya sepanjang periode di mana pasar sedang berfluktuasi,” ujar Sacha Tihanyi, senior currency strategist Scotiabank, Hong Kong. Dia menambahkan, bahwa cadangan devisa India dan Indonesia akan makin terkuras.

Per Juli, cadangan devisa Bank Indonesia menyentuh level terendah dalam waktu sekitar 3 tahun, yaitu 92,7 miliar dollarAS. Sementara itu, cadangan devisa India telah turun 4 persen sepanjang tahun ini, di tengah terjadinya outflow dana asing.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com