Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditjen Pajak Intensifkan Pelaporan Pajak Melalui Internet

Kompas.com - 06/12/2013, 13:03 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Pajak mengintensifkan penggunaan media internet (e-filing) untuk mempermudah pelaporan surat pemberitahuan (SPT) tahunan Pajak Penghasilan (PPh).

Direktur TI Ditjen Pajak Iwan Djuniardi mengatakan sistem ini penting bagi negara untuk meningkatkan penerimaan pajak, mengingat keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki. Sistem ini juga mempercepat pelaporan dari wajib pajak.

"Karena jumlah SDM sedikit, dan kalau manual itu problemnya, pelaporan terlambat masuk di rekam data. Tumbuhnya kelas menengah ini berarti semakin banyak potensi pajak yang bisa digali, dan prosesnya harus dipercepat," kata dia di kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Jumat (6/12/2013).

Sistem e filing ini, kata Iwan sebelumnya sudah dijalankan oleh perusahaan jasa penyedia aplikasi atau application service provider (ASP) sejak 2004. Mulai 2011 lalu, Ditjen Pajak menjalankan e-filing dalam website mereka. Namun, ada sejumlah perbedaan.

Jika ASP menyediakan seluruh formulir SPT, pribadi dan badan, sedangkan e-filing di website Ditjen Pajak baru menyediakan formulir bagi wajib pajak pribadi SPT 1770 S dan 1770 SS. Selain itu, jika ASP hanya bisa diakses di KPP wajib pajak terdaftar, e-filing di website DJP bisa diakses melalui KPP terdekat.

Sistem e filing di website DJP gratis, sementara di ASP dikenai tarif. "Target e-filing kita 2014, kita punya target 700.000 wajib pajak yang memasukkan e filing," kata dia.

Setahun pertama usai peluncuran, wajib pajak yang melapor lewat e filing mencapai 24.000 orang. Iwan berharap pada 2019 nanti, sudah 60 persen wajib pajak yang memanfaatkan sistem ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com