Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Wereng Bisa Ganggu Ketersediaan Pangan 2014

Kompas.com - 25/12/2013, 10:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -Ahli proteksi tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB), Hermanu Triwidodo memperkirakan adanya ledakan hama wereng di sentra-sentra produksi padi Pulau Jawa sehingga mengganggu ketersediaan pangan khususnya beras untuk 9,5 juta orang pada 2014.

"Sepanjang 2013 ini sudah muncul titik-titik serangan wereng di sentra produksi padi Pulau Jawa. Wereng suka dengan hujan, ramalan BMKG hampir di seluruh sentra produksi padi akan mengalami curah hujan di atas normal," kata Hermanu Triwidodo di Jakarta, Selasa (24/12/2013).

Menurut dia, penggunaan pestisida secara berlebihan oleh petani justru menjadi pemicu munculnya wereng. Perkembangan hama ini akan semakin pesat di musim hujan mengingat wereng senang dengan lingkungan basah.

Ia mengatakan, berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan di Semarang pada 4--14 Desember 2013 menunjukkan penggunaan aplikasi pestisida yang semakin banyak untuk mengatasi wereng membuat lahan puso atau gagal panen semakin luas.

"Praktik di lapangan memang ada reaksi cepat dari pihak Dinas Pertanian setempat, tapi diatasi dengan cara biasa menyemprot padi dengan pestisida secara bersama-sama. Harusnya dibuat kampanye jangan pakai pestisida kalau ada serangan wereng, ini malah jadi tambah banyak," ujar dia.

Karena itu, lanjutnya, perlu respon masif dan "komando" tegas seperti yang dilakukan pada 1986 untuk memerangi wereng untuk mencegah terjadinya gagal panen secara besar-besaran melalui Inpres Nomor 3 Tahun 1986 tentang Penerapan Pengendalian Hama Penyakit secara Terpadu (PHT) dan Pelarangan 57 Jenis Insektisida.

Manager advokasi Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengatakan, jika ledakan wereng tidak dapat dicegah, diperhitungkan gagal panen akan mencapai enam juta ton gabah kering giling petani (GKP) pada akhir 2014.

Angka tersebut setara dengan 3,3 juta ton beras senilai Rp 19 triliun, yang dapat dikonsumsi 9,5 juta orang. Sebanyak 1,5 juta petani diperkirakan akan kehilangan penghasilan karena gagal panen.

Ahli dari Direktorat Kajian Strategis Kebijakan Pertanian IPB Suryo Wiyono mengatakan, pentingnya penyelarasan dan perbaikan kebijakan di sektor pertanian pangan. Keselarasan kebijakan diperlukan dari pemerintah pusat hingga daerah, jika tidak persoalan pertanian sulit diatasi.

Lebih lanjut, ia mengatakan, pembangunan pertanian dengan pendekatan pertanian berkelanjutan dan PHT perlu dilakukan. Hal ini untuk menghindari gangguan hanya penyakit seperti dalam kasus hama wereng yang muncul kembali pada tahun 2013 ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com