Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Tolak Bangun Smelter, Freeport Keberatan Bea Keluar Progresif

Kompas.com - 30/01/2014, 19:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Aturan baru ekspor tambang Indonesia agaknya membuat gerah industri pertambangan. Termasuk perusahaan tambang raksasa asal Amerika Serikat (AS), Freeport McMoran Copper & Gold Inc.

Betapa tidak, kemarin secara tiba-tiba Chief Executive Officer (CEO) Freeport McMoran Copper & Gold Inc, Richard C. Adkerson datang menemui Menteri Keuangan, Chatib Basri. Sedangkan hari ini, Kamis (30/1/2014), Adkerson menemui Jero Wacik, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Pertemuan bos besar Freeport dengan pejabat Indonesia itu berlangsung tertutup. Untuk pertemuan dengan Jero Wacik misalnya,  berlangsung selama 2 jam. Ada sinyalemen pertemuan itu sebagai bentuk usaha Freeport untuk melobi Indonesia agar melonggarkan aturan larangan ekspor tambang mentah.

Usai pertemuan, Adkerson yang ditemani Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto tak mau berkomentar. Keduanya seakan-akan bungkam menjawab maksud kedatangannya menemui Jero Wacik.

Tidak sepatah kata pun yang mereka bilang usai keluar dari ruangan rapat. Saat ditanya ke Jero Wacik, ia hanya bilang Freeport datang untuk mendapat penjelasan soal penerapan penghentian ekspor.

"Ya mereka harus mengertilah, karena kita sudah puluhan tahun ekspor tanah air kita, istilahnya begitu. Saya jelaskan mengapa kita stop kirim ore, karena kita perlu lapangan kerja lebih banyak," kata dia usai menerima petinggi Freeport tersebut.

Jero menambahkan, penambang di Indonesia diwajibkan membangun smelter. "Saya juga bilang termasuk mereka juga mesti bangun smelter dan tambahan mengenai bea keluar ekspor, " kata dia.

Sementara itu, R. Sukhyar Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, yang juga menemani Jero Wacik dalam pertemuan bilang, Freeport rupanya menyatakan keberatannya soal urusan jumlah Bea Keluar Mineral progresif yang ditetapkan Kementerian Keuangan.

Sebelumnya petinggi Freeport kemarin, Rabu (29/01) juga mendatangi Chatib Basri, Menteri Keuangan dan MS Hidayat, Menteri Perindustrian membicarakan masalah bea keluar.

"Mereka beralih dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah (underground). Mereka berat soal BK, kalau selebihnya ya minta kejelasan saja, dari 2009 juga mereka pastinya sudah paham lah, " kata Sukhiyar.

Namun Sukhiyar bilang kerjasama dengan Freeport tetap masih dilaksanakan dan semua peluang kerjasama di tahun mendatang juga akan diteruskan. (Rani Nossar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com