Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Depan, Panggung Pasar untuk Fed, BOJ dan Uji Daya Tahan Bank Eropa

Kompas.com - 24/07/2016, 07:41 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Reuters

FRANKFURT, KOMPAS.com - Bank sentral dari Washington hingga Tokyo akan mengambilalih panggung pasar pada pekan depan, walaupun para pembuat kebijakan suka bersikap diam, seiring peran mereka untuk membersihkan "kekacauan" akibat voting keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Bank sentral mulai mengjindari aksi-aksi di bidang keuangan sejak 23 Juni 2016, atau saat referendum Inggris, untuk menenangkan pasar yang "shock" dengan keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa.

Bank sentral menenangkan pasar dengan asuransi verbal semata, sementara berat beban tetap ditanggung pemerintah.

Walau begitu, bank sentral AS, Federal Reserve atau Fed, memutuskan dengan yakin tetap mempertahankan suku bunga acuan pada Rabu lalu.

Fed tahu ada perbaikan perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan menawarkan sejumlah petunjuk mengenai langkah mereka selanjutnya. Sepertinya, Fed enggan mengulangi kesalahan yang sama dengan mengumumkan lebih awal estimasi kenaikan suku bunga.

Langkah selanjutnya Fed diperkirakan masih mengenai kenaikan suku bunga. Tapi ketika kekhawatiran pada penyelesaian Brexit dan pemilu di AS semakin dekat, sepertinya akan mendorong aksi kenaikan suku bunga di akhir tahun, sehingga Fed hanya menaikkan suku bunga sekali di 2016, jauh dari estimasi empat kali kenaikan sepanjang 2016.

"Outlook untuk pertengahan Sepetember tidak jelas, kenaikan suku bunga kemungkinan di Desember, lalu dua lagi di tahun depan," catat Commerzbank. "Kami memprediksi penguatan dollar dan yield yang sedikit naik dalam jangka menengah."

Perekonomian AS diperkirakan tetap solid dengan estimasi semester II akan adakenaikan 2,6 persen dari 1,1 persen di tiga bulan sebelumnya.

Jepang

Untuk Bank of Japan (BOJ), bank sentral Jepang, masih berjuang dengan rendahnya inflasi. Keputusan suku bunga acuan pada Jumat pekan depan akan memicu estimasi pasar bahwa bank sentral ini akan melakukan upaya untuk pelonggaran.

Perdana Menteri Shinzo Abe, yang baru saja menang dari pemilu, juga mengerjakan stimulus dengan total dana 20 triliun yen atau 189 miliar dollar AS. Hal ini berpotensi menekan BOJ, yang sudah dikritisi sejak mengerutkan suku bunga acuan hingga negatif di awal tahun.

Tetap saja, masih belum jelas kapan bank bisa menghindari penundaan pertemuan untuk memutuskan target inflasi sebesar 2 persen, yang memberikan sugesti bahwa keputusan penentuan suku bunga acuan akan tertutup.

"Kekhawatiran akan kejatuhan akibat Brexit pada perekonomian nyata dan pasar finansial mendorong investor untuk bertaruh bahwa BOJ akan melakukan pelonggaran di bulan ini," kata Naomi Muguruma, ekonom pasar senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.

"Jika BOJ tetap pada suku bunga acuan di bulan ini, akan mengecewakan pasar dan akan ada kejatuhan di harga saham dan kenaikan harga yen," lanjut dia.

Eropa

Di Eropa, puncak pengamatan akan terjadi di Jumat, yakni saat rilis hasil tes daya tahan perbankan Eropa. Terutama fokus pada perbankan Italia yang menderita rendahnya profitabilitas, serta NPL hingga 397 miliar dollar AS, sebuah warisan menuju krisis utang Eropa.

Presiden bank sentral Eropa, ECB, Mario Draghi menunjukkan kemungkinan untuk membantu perbankan Italia mendorong turun NPL yang menyebabkan mereka tidak bisa memberikan pinjaman.

Kompas TV Dampak Brexit, Bank Italia Alami Kredit Macet

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com