Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Minta PLN Paparkan Data Pelanggan Subsidi yang Valid

Kompas.com - 19/09/2016, 13:47 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah anggota badan anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) menilai data pelanggan PT PLN (Persero) yang digunakan untuk mengajukan subsidi listrik tahun anggaran 2017, kurang bisa dipertanggungjawabkan.

Mereka khawatir pemberian subsidi listrik akan salah sasaran jika data yang digunakan oleh PLN tidak valid dan up to date.

Isma Yatun, anggota banggar dari Komisi X DPR, seharusnya PLN mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menentukan berapa juta orang yang layak mendapatkan subsidi listrik. Sebab, data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang digunakan PLN tidak up to date.

"Data dari TNP2K menurut PLN. Padahal kami di Banggar sudah sepakat data harus dari BPS. Apakah benar data dari TNP2K itu, dari satu pintu dari BPS?" kata Isma dalam rapat banggar DPR-RI, Senin (19/9/2016).

Hal sama disampaikan Primus Yustisio, anggota banggar dari Komisi VI DPR. Menurut Primus, data pelanggan yang digunakan PLN hanya PLN dan Tuhan yang tahu validitasnya.

"Sebenarnya data yang mereka gunakan itu apa? Mereka punya data sendiri. Jangan sampai subsidi yang diberikan negara tidak tepat sasaran karena data yang dibuat hanya PLN dan Tuhan yang tahu," kata Primus.

Dalam rapat tersebut, Pelaksana Harian (Plh) Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM Ronggo Kuncahyo memaparkan, pada rapat dengan Komisi VII pada 8 September 2016 telah disepakati, subsidi listrik tahun berjalan dalam APBN 2017 sebesar Rp 48,56 triliun.

"Komisi VII DPR-RI menyetujui pencabutan listrik dengan daya 900 VA bagi golongan rumah tangga yang ekonominya mampu dengan didukung data yang akurat," ucap Ronggo.

Ronggo menyampaikan, berdasarkan data TNP2K, maka hanya 4,1 juta pelanggan rumah tangga atau R1 daya 900VA saja yang masih berhak mendapatkan subsidi listrik 2017.

Dengan demikian, sebanyak 18 juta pelanggan tidak berhak mendapatkan subsidi listrik.

Selain mengusulkan subsidi listrik tahun berjalan, rapat antara pemerintah dan Komisi VII juga menyepakati bahwa Komisi VII akan mengusulkan kepada banggar DPR-RI agar kekurangan bayar subsidi listrik 2016 dialokasikan pada tahun anggaran 2017.

(Baca:  Subsidi Listrik Dipangkas, Siap-siap Pelanggan Ditata Ulang)

Kompas TV PLN Klaim Proyek 35.000 Megawatt Masih Berjalan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com