Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Perindustrian: Gas dan Listrik, Indonesia Kalah Telak dari Thailand dan Vietnam

Kompas.com - 20/09/2016, 15:48 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, komoditas atau produk yang diekspor Indonesia ke pasar tujuan ekspor tradisional, seperti negara-negara di kawasan Uni Eropa, Jepang, maupun Amerika Serikat pada umumnya sama dengan yang diekspor negara-negara produsen di satu kawasan, ASEAN.

"Sehingga, dengan negara ASEAN lain, Indonesia ini bersaing (perdagangan)," kata Airlangga mengawali pidato kuncinya dalam Rakornas Kadin Indonesia Bidang Perindustrian dan Bidang Perdagangan, Jakarta, Selasa (20/9/2016).

Berdasarkan inventarisasi Kementerian Perindustrian, dari 8.000 item produk yang dihasilkan industri dalam negeri, hanya ada 100 item (sesuai harmonized system/HS code) yang bisa dibilang memiliki daya saing ekspor dibandingkan produk negara lain.

Sisanya, masuk kategori kelas dua atau kelas tiga. Airlangga mengatakan, untuk mendorong daya saing produk industri Indonesia tersebut, yang paling penting adalah infrastruktur perindustrian.

"Yang paling mutlak itu adalah infrastruktur energi, yaitu gas dan listrik," ucap Airlangga. Di kawasan ASEAN, negara yang paling bersaing dengan Indonesia adalah Thailand dan Vietnam.

Namun, kata Airlangga, bagaimana perbandingan infrastruktur energi di antara ketiga negara, Indonesia, Thailand dan Vietnam?

Airlangga mencontohkan perbandingan, jika harga gas di Thailand 100, maka harga gas di Vietnam 120 dan harga gas di Indonesia 120.

Sementara, jika harga listrik di Thailand 100, maka harga listrik di Vietnam 70, sedangkan, harga listrik di Indonesia adalah 150.

"Jadi, kita (industri Indonesia) kalah dari Thailand dan Vietnam. Ini baru energi. Belum soal dwell time," kata mantan Ketua Komisi VI DPR-RI itu.

Menurut Airlangga, selain infrastruktur energi, yang terpenting untuk mendukung daya siang industri adalah kebijakan pembiayaan. Kredit untuk industri diharapkan lebih banyak disalurkan daripada kredit konsumsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com